Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Publik Institut (IPI) Karyono Wibowo menilai survei Indikator Politik Indonesia yang menempatkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan sebagai Capres pilihan anak muda pada posisi tertinggi, harus dibaca secara seksama.
Menurut dia hasil survei tersebut tidak mewakili anak muda secara keseluruhan. Sebab, menurut dia, populasi yang disurvei hanya anak muda berusia 17-21 tahun.
"Publik harus tahu hasil survei memotret hanya sebagian pemilih di seluruh Indonesia yang berusia 17-21 tahun. Survei tidak mewakili generasi milenial, kan rentang usia genasi Y, di tahun 2021 berkisar 26 sampai 41 tahun, yang lahir antara 1980 -1995." kata Karyono kepada Tribunnews.com, Rabu, (24/3/2021).
Baca juga: Komentar Wagub DKI Soal Anies Ungguli Prabowo dan Sandiaga Uno di Survei Kandidat Presiden
Selain tidak mewakili persepsi anak muda, Karyono mengatakan hasil survei tersebut juga masih jauh dari stabil. Karena populasi yang disurvei tidak mewakili mereka yang memiliki hak pilih.
Selain itu yang perlu dibaca dari survei tersebut yakni 5 dari 17 tokoh yang paling banyak mendapat dukungan yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto.
Dalam survei pada generasi Z tersebut persepsi pada Anies dan Ganjar hanya terpaut 1,5 persen. Dengan margin of error 2,9 persen, maka secara metodologis baik Anies maupun Ganjar memiliki peluang yang sama di urutan pertama, persepsi di generasi Z tersebut.
Baca juga: 3 Capres Teratas Menurut Survei, Ada Anies, Ganjar, Ridwan Kamil, PKS: Ketiganya Punya Keistimewaan
Baca juga: Politisi Gerindra Wacanakan Prabowo-Anies di Pilpres 2024, PKS: Sayang Jika Mas Anies Hanya Cawapres
"Oleh karenanya masyarakat perlu memahami tentang cara membaca hasil survei dan dapat membedakan mana survei yang sekadar digunakan untuk framing dengan tujuan tertentu mana yang tidak," katanya.
Sebelumnya Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis survei yang temuannya secara umum menyatakan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meraih suara terbanyak dari anak muda berdasarkan simulasi 17 nama yang disodorkan dalam survei.
Pertanyaan yang diajukan dalam survei tersebut adalah "Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Anda pilih sebagai presiden di antara nama-nama berikut ini?".
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan dari 17 nama yang disodorkan, Anies mendapat suara tertinggi yakni 15,2 persen.
Sedangkan pada peringkat kedua, kata Burhanuddin jatuh pada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan perolehan 13,7 persen.
Kalau ditanya kepada anak muda 17 nama, yang paling tinggi meskipun dalam kisaran margin of error, kata Burhanuddin, secara umum tidak ada nama yang dominan.
Nama-nama yang meraih suara di bawah dua persen, kata Burhanuddin, di antaranya Erick Tohir, Tito Karnavian, Puan Maharani, Gatot Nurmantyo, Khofifah Indar Parawansa, KH Ma'ruf Amin, Budi Gunawan, Bambang Soesatyo, Airlangga Hartarto, Mahfud MD, Muhaimin Iskandar.
Hal tersebut disampaikannya dalam rilis survei bertajuk Suara Anak Muda Terhadap Isu-Isu Sosial Politik Bangsa secara virtual pada Minggu (21/3/2021).
"Tetapi di antara 17 nama, yang paling tinggi secara absolut itu Anies Baswedan di angka 15, 2 persen. Ganjar 13,7 persen. Bedanya tidak signifikan. Ridwan Kamil 10,2 persen. Sandiaga Uno 9,8 persen. Pak Prabowo 9,5 persen, AHY 4,1 persen. Yang lain di bawah dua persen," kata Burhanuddin.
Secara umum, temuan survei tersebut juga menyatakan pemilih Presiden Joko Widodo menyebar.
Sementara, lanjut dia, Anies paling banyak mendapat dukungan di antara mereka yang mencoblos Pak Prabowo-Sandi di 2019 kemarin.
Survei tersebut dilaksanakan pada 4 sampai 10 Maret 2021.Survei dilakukan melalui kontak telpon kepada responden mengingat situasi pandemi covid-19.
Populasi survei adalah generasi Z yang lahir pasca reformasi yang berusia 17 tahun sampai 21 tahun.
Sampel survei sebanyak 1.200 responden yang dipilih secara acak dari sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.
Survei dilakukan dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden, dan memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.