News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bambang Irawan: Saya Hanya Ingin Mengembalikan Kehormatan Sejarah KNPI 

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bambang Irawan, Ketua DPD KNPI DKI Jakarta periode 2021-2024.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) kerap kali dirundung konflik. 

Bambang Irawan Ketua DPD KNPI DKI Jakarta periode 2021-2024, memiliki obsesi mengembalikan kehormatan sejarah KNPI.

"Obsesi, saya pokokkan hanya ingin mengembalikan kehormatan sejarah Komite Nasional Pemuda Indonesia," terangnya, Sabtu (27/3/2021). 

Kebesaran sejarah organisasi penghimpun kelompok-kelompok pemuda yang berperan aktif melahirkan dan memajukan negara-bangsa itu, kini kepeloporannya sedang mengalami distorsif, krisis, kemerosotan atau menganggur dari eksistensinya lantaran egoistik personal orang per orang yang membuat KNPI terjebak pada kondisi perpecahan (dualisme-tigalisme).

"Komitmen, motivasi utama atau spirit awal saya yakni menghadirkan konsensus, seperti juga romantika konsensus besama pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 lampau. Embrio menyegarkan ikrar kepemudaaan demi mengangkat kembali harkat dan martabat KNPI," terangnya.

Baca juga: Menkumhan Minta KNPI Gelar Kongres Bersama

Baca juga: Asrorun Niam Tanggapi Kabar Kongres KNPI Dibiayai Kemenpora Rp 20 Miliar: Tidak Masuk Akal

"Berpijak pada ingin terciptanya keharmonisan, saya mau menjadi jembatan penyeberangan antar kubu yang berseteru untuk bersatu. Saya ingin memberikan sumbangsih yang bermanfaat bukan hanya untuk pengurus KNPI, terutama KNPI DKI Jakarta. tetapi hal serupa, saya harapkan urun-rembuk keharmonisan pemuda dilakukan secara nasional," paparnya.

Untuk itu, pada risalah ini selain diharapkan dapat merangsang semangat kita untuk bersatu dan lalu kembali melakukan fungsi strategis KNPI.

"Saya juga ingin menguatkan gagasan, mempertajam konsep, skenario atau ini semacam proposal Musyawarah Daerah (MUSDA) penyatuan."

"Mengapa menggunakan metode ‘Musda penyatuan’? Alhasil, pilihan Musda penyatuan menjawab kebuntuan persoalan-persoalan. Model gerakan ini merupakan metode yang bertahap, gradual, tidak secara radikal karena disertai dengan proses musyawarah yang bertujuan untuk mencapai kesepahaman mendasar terhadap pembenahan kelembagaan KNPI," ungkapnya.

Formulasinya? Kerangka Musda penyatuan yang jelas bersih dari terkooptasi friksi-friksi KNPI versi satu, dua atau yang lainnya. 

Bambang Irawan, Ketua DPD KNPI DKI Jakarta periode 2021-2024. (Istimewa)

Musda penyatuan tidak menempatkan kelompok-kelompok yang saling berhadapan (vis a vis) karena menekankan pendekatan rekonsiliasi atau penyatuan kekuatan sebagai modal utama yang berorientasi pada kejayaan kembali KNPI.

Semangat yang hadir adalah sebagai unit-unit pengurus dari semua KNPI, dan kompensasi seluruhnya mendapatkan tempat. 

Dalam proses merealisasikan Musda penyatuan, totalitas dan kesadaran bersama merupakan segmen utama. Semua memiliki korelasi tanggungjawab, tidak jalan sendiri-sendiri.

Jika ditanya siapa aktor, agen atau mesin yang menggerakkan Musda penyatuan? begitu ditanya seperti itu ekspresi kita harusnya langsung kembali kepada senjata spiritual yakni basis kerjasama.

"Disinilah kita berbicara tentang historical KNPI yang kuat dan bisa mempersatukan sekat antar berbagai block (kelompok). Historical yang akan menjadi lokomotif mendorong Musda penyatuan menjadi agenda bersama pemuda atau semua pihak untuk mengabdikan tenaga, waktu, dan pikirannya demi tegaknya KNPI.

Dibutuhkan keterbukaan pikiran semacam itu, khususnya baik kepada Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) maupun unsur pemerintahan," terangnya.

Adapun prasyaratnya pertama, semua harus hadir menjadi pelopor yang menyerukan untuk kembali kepada spirit KNPI. 

Kedua, terbangunnya konsolidasi kekuatan dan kesadaran kolektif pemuda, dan ketiga, peran sentral pemerintah harus konsisten terhadap peran pemuda/KNPI mesti ditunjukkan keberpihakannya.

"Selain menyusun langkah-langkah taktis strategis, dialektika organisasi, dan menghindari hasutan provokasi-provokasi dari orang-orang jahat (penjajah). Yang terpenting saya ingatkan panggung Musda tidak sekedar seramonial belaka yang usai Musda lantas kembali pecah-terbelah," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini