Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan menyatakan, pihaknya sudah meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan jajarannya untuk mengusut dan membekuk para pelaku teror di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri.
Begitu juga dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisi III meminta untuk bekerja sama dengan kepolisian mengungkap tuntas kasus tersebut, termasuk menangkap otak serangan teror tersebut.
"Sata sudah sampaikan Polri, BIN, BNPT dan seluruh alat kelengkapan di bawah Komisi III jangan takut. Jangan ragu. Lakukan tindakan tegas terukur. Kalaupun harus membuat mati biarkan lah. karena ada kepentingan yang lebih besar yang harus dihadapi," katanya dalam diskusi Polemik 'Bersatu Melawan Teror', Sabtu (3/4/2021).
Baca juga: Penjual Senjata Kepada Penyerang Mabes Polri Ditangkap Densus 88 Antiteror di Banda Aceh
Ia mengatakan aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) dan penyerangan di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) merupakan bentuk teror sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Pasal 1 ayat (2) UU tersebut menyatakan, Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Namun, Arteria menegaskan, dua aksi teror dalam sepekan terakhir tersebut telah gagal.
Hal ini lantaran rentetan teror tidak membuat takut dan gentar.
Baca juga: UPDATE Teror di Mabes Polri: Asal Senjata yang Digunakan Zakiah hingga Isi Map Kuning Didalami
Sebaliknya dua aksi teror itu justru semakin menyolidkan anak bangsa.
"Teror ini saya pastikan tidak membuat gemetar, tidak membuat takut bahkan menjadikan anak bangsa menjadi solid, semakin bersatu padu, semakin percaya negara hadir dan alat kelengkapannya hebat," kata Arteria.
Arteria menegaskan, mengutuk keras dua aksi teror tersebut yang disebutnya sebagai aksi biadab dan melawan nilai kemanusiaan dan moral.
Apalagi, kedua peristiwa itu dilancarkan kelompok teroris di masa pandemi dan menjelang umat Nasrani memperingati Hari Paskah.
Dua aksi teror ini secara nyata mencoba untuk memecah belah bangsa, menyerang eksistensi negara, dan eksistensi aparat penegak hukum
"Saya sudah cek, teman-teman keluarga kita yang Nasrani yakin betul kalau ini adalah musibah, bahwa mereka tidak terjebak dan terprovokasi bahwa negara tidak hadir untuk melindungi segenap bangsa. Mereka masih percaya bagaimana negara memastikan kemerdekaan beribadah dan menjaminnya sesuai dengan agama dan kepercayaannya," katanya.
Selain itu, Arteria mengatakan, pihaknya mengimbau seluruh elemen bangsa untuk tidak mudah terprovokasi.
Ditegaskan, aksi-aksi teror yang terjadi tidak ada kaitannya dengan isu agama maupun SARA.
"Ini hanya aksi teror yang berlindung di balik agama, yang mencoba mengatasnamakan agama. Tolong semuanya menjaga persatuan terhadap silaturahmi," kata dia.