Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka cita yang mendalam atas musibah banjir bandang dan longsor yang terjadi di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Presiden mengatakan telah mendapatkan laporan dari Kepala BNPB Letnan Jenderal Doni Monardo mengenai musibah yang terjadi.
"Pertama-tama atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban meninggal dunia dalam musibah tersebut dan saya juga memahami kesedihan yang dialami saudara-saudara kita akibat dampak yang ditimbulkan dari bencana ini," kata Jokowi dalam pernyataannya yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin, (5/4/2021).
Baca juga: UPDATE Fenomena Cuaca Ekstrem di Wilayah NTT: Warga Hilang di Flores Timur 24 Orang
Presiden mengatakan telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan penanganan Bencana tersebut. Mulai dari Kepala BNPB, Kepala Basarnas, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Menteri PUPR, Panglima TNI, dan Kapolri.
Baca juga: Waspada Bibit Siklon Tropis Terjadi di Beberapa Wilayah Indonesia! Berikut Penjelasannya
"Untuk melakukan secara cepat evakuasi dan penanganan korban bencana serta penanganan dampak bencana," katanya.
Sebelumnya banjir bandang terjadi di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur, Minggu, (4/4/2021). Berdasarkan informasi terkini yang diterima BNPB, Senin (5/4/2021), banjir bandang tersebut telah menyebabkan 24 warga hilang, 44 warga meninggal dunia, dan 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.
"Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis," Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.
Musibah yang terjadi menyebabkan sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak. Desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
"Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur," katanya.