TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di daerah mendorong digelarnya Muktamar Luar Biasa (MLB).
Alasannya, banyak terjadi pelanggaran terhadap AD/ART yang dilakukan DPP PKB saat ini.
Mantan Ketua DPC PKB Raja Ampat Saruddin Binwasef berharap, Muktamar Luar Biasa bisa segera terlaksana.
"Saya mewakili teman-teman di Papua Barat ini proses Muktamar Luar Biasa ini cepat segera dilaksanakan, supaya (PKB) tidak mengalami kemunduran di 2024," kata Saruddin saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (14/4/2021).
Baca juga: Setelah Demokrat, Kini Muncul Wacana KLB PKB, Posisi Cak Imin Terancam?
Dia mengatakan, pelanggaran AD/ART yang dimaksud soal pemilihan pemilihan ketua dan para pengurus DPW hingga DPC.
Di mana para pengurus pusat secara sepihak memberhentikan beberapa Ketua DPC yang ada di Papua Barat, termasuk dirinya yang merupakan mantan Ketua DPC PKB Raja Ampat.
"Yang diganti Raja Ampat, Kota Sorong, Kabupaten Fakfak, Kaimana, Manokwari Selatan, dan Teluk Bintuni," ucapnya.
"Tidak ada (penjelasan). Ini tiba-tiba kita, contoh di Raja Ampat diusung 5 nama, kami tidak tahu. Yang lebih sedih lagi kita datang seakan-akan itu kita bukan peserta muscab, kita datang tidak dihargai, tidak difasilitasi," lanjutnya.
Padahal, lanjut Saruddin, PKB didirikan berdasarkan asas musyawarah mufakat.
Namun, dia melihat hari ini PKB dilecehkan dengan adanya pelanggaran yang terjadi.
"Kami pun saat ini yang notabene adalah anak-anak Papua tidak menerima,.kami ras kultur Papua yang hari ini adalah kader PKB tidak menerima ini cara-cara yang tidak bagus, tidak berdemokrasi, tidak melahirkan asas musyawarah mufakat," pungkasnya.