Laporan Wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang sedang melaksanakan latihan penembakan di perairan utara Bali mengalami hilang kontak, Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 03.00 Wita.
Kapal selam diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali.
Seperti apa sebenarnta kondisi perairan utara Pulau Bali?
Kelompok Ahli Kelautan dan Perikanan Gubernur Bali, I Ketut Sudiarta mengungkapkan, bahwa perairan utara Bali memiliki kondisi laut yang dalam dan arus yang relatif kuat dan memang sudah ditetapkan menjadi tempat latihan perang khususnya kapal selam.
"Memang perairan utara Bali diperuntukkan untuk latihan perang khususnya kapal selam karena laut Bali sampai ke Flores lautnya dalam atau disebut cekungan Bali Flores, jadi sangat baik untuk tempat latihan perang termasuk kapal selam, bagian Palung Bali Flores itu menyambung," kata Sudiarta saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon, Kamis (22/4/2021).
"Perairannya sangat curam dan dalam berbeda dengan laut Jawa, kedalamannya bisa mencapai 700-3.000 meter perairannya semakin ke timur semakin dalam. Jika posisi 95 km utara Pulau Bali atau utara Gerokgak kedalaman berkisar 400 hingga 700 meter," jelas Sudiarta.
Lalu seperti apa kondisi kekuatan arus ?
Sudiarta menjelaskan, bahwa secara umum arus di laut utara Bali relatif kuat karena mendapatkan pengaruh arus global bernama Arlindo atau arus laut kepulauan Indonesia.
Massa air dari pasifik masuk ke selat Makassar kemudian nanti mengalir ke Samudera Pasifik melalui selat Lombok, sebagian dari arus digerakkan ke barat dan ke timur.
"Jadi memang daerah utara Bali Lombok itu terkenal dengan arus kuat sampai ke Celukan Bawang karena pengaruh arus global," ujarnya.
Baca juga: Kronologi Kapal Selam KRI Nanggala 402 Hilang Kontak, Komunikasi Terakhir Terjadi Pukul 04.25
Sudiarta menambahkan, berkaitan dengan kedalaman dan arus dinilai sudah memenuhi unsur dari segi keamanan laut untuk latihan perang dari Pulau Menjangan sampai utara Kubutambahan dan ditetapkan latihan uji coba kapal selam dan sebagainya.
Ia mensinyalir bahwa hilang kontak KRI Nanggala-402 bisa berkaitan dengan teknologi atau kendali kapal.
Hal senada juga disampaikan oleh Ahli Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Bali, Prof Dr I Wayan Arthana, bahwa kondisi perairan utara Bali sampai dengan selat Lombok memiliki kondisi laut yang dalam dan arus kuat karena menjadi alur laut aliran air dari Samudra Pasifik ke Samudra Indonesia sehingga arusnya sangat deras.
"Arus di Selat Lombok kita banyak dipelajari dunia baik Amerika maupun Eropa terkait dengan fenomena iklim, dari dulu juga ada isu kondisinya cocok untuk kapal asing sembunyi di kedalaman sangat dalam mencapai 2-3 km karena teknologi dulu belum bisa mendeteksi kapal sedalam itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, kondisi laut Jawa dengan perairan Bali berbeda karena di laut Jawa banyak suplay lumpur selama bertahun-tahun dari sungai yang bermuara ke laut Jawa.
Sehingga lautnya lebih landai, berbeda dengan perairan utara Bali yang relatif tidak ada sungai yang bermuara ke utara.
Penyebab kapal yang dibangun tahun 1977 di HDW Jerman dan masuk jajaran TNI AL tahun 1981 ini, Prof Arthana menduga hilang kontak karena terkait masalah teknologi atau hilang kendali.
"Dugaan teknologi atau masalah kendali, kapal selamnya ada masalah dalam hal kendali sampai ke kedalaman tertentu. Kemungkinan lain kalau masih pakai teknologi lama kemungkinan teknologi belum match dengan posisi kedalaman kapal," ujarnya.
Baca juga: Masih Beroperasi di Usia 42 Tahun, DPR Soroti Kelayakan Kapal Selam TNI AL yang Hilang Kontak
Sementara itu, sejumlah unsur Satgas telah melakukan prosedur pencarian dengan menggunakan Sonar Aktif di sekitar menyelamnya KRI Nanggala namun hasil masih nihil.
Serta dari pantauan udara menggunakan helikopter ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi menyelam.
Data KRI Nanggala-402 personel on board sebanyak 53 orang terdiri dari 49 ABK, 1 komandan satuan, 3 personel arsenal, selaku komandan KRI Nanggala-402 an.
Letkol laut (P) Heri Octavian yang sudah menjabat 1 tahun.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul UPDATE: Ahli Ungkap Seperti Ini Kondisi Laut Perairan Utara Bali Lokasi KRI Nanggala Hilang Kontak