Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan KRI kapal selam KRI Nanggala-402 dalam kondisi siap tempur.
Tidak hanya kapal selam, para personelnya juga dalam keadaan siap.
Selain itu, kata Yudo, kapal selam tersebut juga telah mendapatkan surat kelaikan dari Dinas Kelaikan Material TNI AL.
"Kapal Nanggala ini dalam keadaan siap baik personel maupun material, peronelnya lengkap dan material pun sudah mendapat surat kelaikan dari Dislaikmatal TNI AL," kata Yudo saat konferensi pers pada Kamis (22/4/2021).
Baca juga: Spesifikasi Kapal Selam KRI Nanggala 402, Punya 4 Mesin Diesel elektrik hingga 14 Torpedo
Kapal selam buatan Jerman yang memperkuat TNI AL sejak 1981 itu kata Yudo telah menembakan torpedo kepala latihan sebanyak 15 kali dan torpedo kepala perang sebanyak dua kali.
Yudo mengatakan KRI Nanggala berhasil menenggelamkan dua bekas KRI pada penembakan dua torpedo kepala perang tersebut.
Baca juga: KSAL Ungkap Detik-detik Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang Kontak, Pukul 03.46 WITA Masih Terlihat
"Jadi KRI Nanggala dalam kondisi siap tempur sehingga kita kirim, libatkan, untuk menembakkan torpedo kepala latihan maupun kepala perang," kata Yudo.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan sertifikat kelaikan KRI Nanggala sampai tanggal 25 Maret 2022.
"Untuk kelaikan juga sertifikat kelaikan juga masih tanggal 25 Maret tahun 2022. Jadi masih laik untuk melaksanakan kegiatan operasi," kata Hadi.
Kronologi hilang kontak
Yudo mengatakan hingga saat ini keberadaan kapal selam yang membawa 53 orang di dalamnya itu belum diketahui.
Dengan demikian pihaknya masih terus mencari keberadaannya.
"Jadi sampai sekarang belum ada bukti autentik, artinya belum terdeteksi di mana posisinya, sehingga belum kita isyaratkan untuk sub-sunk (tenggelam). Ini kronologis KRI Nanggala yang sampai saat ini masih dalam pencarian," kata Yudo saat konferensi pers, Kamis (22/4/2021).
Baca juga: Harapan Panglima TNI: Pencarian Membuahkan Hasil dan Seluruh Personel KRI Nanggala 402 Selamat
Dalam kesempatan itu, Yudo menjelaskan kronologi hilang kontaknya kapal tersebut.
Rencananya kapal tersebut dan unsur TNI AL lainnya akan melaksanakan latihan menembak rudal D802 dan torpedo sebagai bagian dari pembinaan kemampuan dan kekuatan TNI AL.
Kemudian, kata dia, pada Rabu 21 April 2021 dilaksanakan dulu latihan penembakan torpedo dari KRI Nanggala.
Pada pukul 02.30 WITA kemudian latihan dimulai.
Pada pukul 03:00 WITA Nanggala izin menyelam pada kedalaman 13 meter dan persiapan untuk penembakan torpedo.
Baca juga: Kapal Penyelamat dari Singapura dan Malaysia Bantu Pencarian Kapal Selam Indonesia yang Hilang
Saat itu, kata Yudo, sea rider penjejak yang diawaki Kopaska dan personel kapal selam mendampingi penembakan torpedo tersebut.
Kemudian pukul 03.00 WITA sampai 03.30 WITA geladak haluan KRI Nanggala masih terlihat oleh tim penjejak sea reader dalam jarak 50 meter.
Pukul 03.30 KRI yang lain menempati posisi untuk mengecek torpedo dalam hal ini adalah unsur-unsur yang lain yang pada saat itu sedang persiapan untuk torpedo meluncur.
Pada jam 3.46 WITA sea raider memonitor lampu pengenal dari KRI Nanggala perlahan-lahan mulai menyelam dan tidak terlihat untuk penembakan torpedo.
Pada 03.46 WITA sampai 04.46 WITA, personel di permukaan terus menerus memanggil KRI Nanggala namun tidak ada respon.
Baca juga: Asosiasi Pusat Perbelanjaan Jepang Tolak Libur Selama Deklarasi Darurat Minggu Depan
"Jadi harusnya saat darurat tadi masih ada periskop masih kelihatan. Namun demikian ini langsung tenggelam tidak ada periskopnya dan komunikasi pada saat itu sudah tidak terjalin," kata Yudo.
Seharusnya, kata Yudo, pada saat penembakan mereka minta autorisasi akan melaksanakan penembakan.
Namun demikian, kata dia, begitu akan diberikan autorisasi dipanggil-panggil sudah tidak merespon.
Pukul 04.17 WITA kemudian helikopter diterbangkan dari KRI Gusti Ngurah Rai untuk melaksanakan deteksi visual.
Namun, kata Yudo, hasilnya juga nihil.
Nanggala diperkirkan timbul pukul 05.15 WITA.
"Kemudian pada pukul 05.15 kita adakan prosedur yang dilaksanakan apabila kapal selam hilang kontak dan mengalami permasalahan. Ini memang sudah sesuai prosedur untuk kapal selam," kata Yudo.
Kemudian pada pukul 06.46 WITA dilakukan isyarat sub-miss atau kapal selam hilang.
"Jadi tiga jam dari waktu hilang kontak sehingga seluruh unsur-unsur yang melaksanakan pengamanan di luar untuk melaksanaan pencarian, latihan kita tunda. Dan nantinya, selanjutnya kita akan lakukan isyarakat subsang apabila kapal selam sudah dipastikan tenggelam dengan bukti otentik," kata Yudo.