Perancis, Israel, Amerika dan Rusia secara bersama-sama kehilangan kapal selam pada tahun 1968.
Kapal selam Perancis “Minerve” baru ditemukan tahun 2019 di perairan sebelah timur pelabuhan asalnya, Toulon.
Kapal selam itu tenggelam di laut yang ganas dua hari setelah hilangnya kapal selam Israel “INS Dakar” di bagian timur Laut Tengah dengan lebih dari 60 orang di dalamnya.
Lokasi kapal selam itu baru diketahui tahun 1999, yaitu di kedalaman 2.900 meter di antara Kreta dan Siprus. Kapal selam Uni Sovyet dan Amerika “USS Scorpion” juga hilang di tahun yang sama.
5. Perancis
Setelah insiden tahun 1968 itu, Perancis juga kehilangan kapal selam lain pada tahun 1970 karena meledak di pesisir Toulon.
Lima puluh tujuh awak tewas dalam insiden itu.
6. Amerika
Insiden kapal selam Amerika yang paling banyak menelan korban jiwa adalah tenggelamnya kapal selam bertenaga nuklir “USS Thresher” pada 10 April 1963 yang menewaskan 129 pelaut dalam uji penyelaman di Samudera Atlantik, sekitar 360 kilometer Cape Code, di Massachusetts.
Dokumen-dokumen yang diklasifikasikan untuk publik pada tahun 2020 menunjukkan kapal itu tenggelam di kedalaman lebih dari 240 meter.
Bencana ini mendorong perbaikan pedoman keselamatan penyelaman.
7. Australia
Pemerintah Australia kehilangan kapal selam “AE1” di lepas pantai Pulau Nugini pada September 1914 yang menewaskan 35 awak berkebangsaan Australia, Selandia Baru dan Inggris.
Ini merupakan insiden kapal selam Sekutu pertama dalam Perang Dunia Pertama.
Kapal ini ditemukan 103 tahun kemudian, tepatnya pada Desember 2017 di kedalaman 300 meter.
8. Kapal Selam U-20 Jerman
Kapal selam U-20 merupakan kapal milik Jerman. Ia dikirim ke Laut Hitam oleh Nazi.
Melansir Daily Sabah, 19 Oktober 2020, bagian kapal ini ditemukan di kedalaman 20 meter (65,6 kaki) di lepas pantai Karasu provinsi Sakarya bagian utara.
Ini adalah bagian dari armada 6 kapal selam untuk dominasi angkatan laut di Laut Hitam selama Perang Dunia II.
Armada tersebut sebelumnya dikirimkan bertujuan untuk menghalangi dominasi Soviet atas Laut Hitam.
Sumber: VOA Indonesia/Kompas.com