TRIBUNNEWS.COM - MS Kaban menjadi salah satu tokoh yang ikut bergabung di Partai Ummat, partai besutan Amien Rais.
Partai Ummat telah resmi mendeklarasikan diri melalui tayangan di akun YouTube Amien Rais Official, Kamis (29/4/2021).
Sejumlah tokoh, ikut bergabung dengan Partai Ummat yang kini diketuai oleh menantu Amien Rasi, Ridho Rahmadi.
Tokoh senior yang juga bergabung dalam Partai Ummat yakni MS Kaban.
Selain MS Kaban, tokoh lain yang juga ikut bergabung dengan Partai Ummat yakni ada Neno Warisman hingga Buni Yani.
Buni Yani merupakan tokoh yang pernah terlibat dalam kasus penyebaran video ujaran kebencian Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Baca juga: Baru Sehari Jadi Ketum Partai Ummat, Menantu Amien Rais Sudah Dapat Sindiran
Baca juga: Daftar Tokoh yang Bergabung ke Partai Ummat: Buni Yani, Neno Warisman, hingga MS Kaban
Profil MS Kaban
Berikut profil dan sepak terjang MS Kaban yang dihipun dari laman resmi Kementerian Kehutanan dan Partai Bulan Bintang.
Memiliki nama lengkap Malem Sambat Kaban, laki-laki kelahiran Binjai, Sumatera Utara memiliki sepak terjang panjang.
Sepak terjang MS Kaban di dunia politik dimulai ketika ia mahasiswa dan bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam.
MS Kaban pernah menjabat sebagai Menteri Kehutanan pada periode awal SBY menjabat sebagai presiden.
Sebelumnya, di masa awal reformasi MS Kaban mendirikan Partai Bulan Bintang.
Lahir pada 5 Agustus 1958 sebagai anak keenam dari sebelas bersaudara.
Ayahnya AM Kaban merupakan seorang pedagang yang kemudian beralih menjadi pengusaha perkebunan sawit.
Ibunya S Tarigan merupakan ibu rumah tangga.
Baca juga: Neno Warisman, MS Kaban hingga Buni Yani Gabung Partai Ummat
Baca juga: Partai Ummat Deklarasi, Legislator PPP: untuk Bisa Sah Sebagai Parpol Harus Verifikasi
Keluarga MS Kaban berasal dari bangsawan Karo, salah satu suku di Sumatera Utara, yang kuat memegang adat.
Seluruh saudaranya menyandang nama marga Kaban.
Dalam bahasa Karo, Malem artinya baik atau selamat.
Sedangkan Sambat berarti menolong.
Jadi Malem Sambat artinya orang yang baik dan suka menolong.
Meski menyandang nama yang cukup baik, ternyata Kaban kecil tergolong anak yang susah diatur.
Ketika duduk di kelas lima SD, dia diungsikan ke sebuah perkebunan di Deli Serdang dan menempati rumah seorang asisten perkebunan selama dua tahun.
Semasa SMP itulah dia hidup di buruh perkebunan.
Di rumah buruh perkebunan inilah MS Kaban mulai belajar arti hidup dan mengenali lingkungan dengan baik.
Setiap bulan dia mendapat jatah beras 16 kilogram dari keluarganya.
Di sinilah dia menikmati dinamika hidup karena bisa berkumpul dengan anak-anak dari berbagai kalangan di perkebunan yang feodalistik.
Setelah menamatkan SMA Negeri 7 Medan, MS Kaban merantau ke Jakarta dan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Kaban bekerja di Jakarta Public Relation.
Di sana, Kaban pernah menjadi peneliti potensi ekonomi wilayah Taman Gunung Leuser pada tahun 1992 dan Ketua Tim Penelitian Potensi Ekonomi Lemah di tahun 1993.
Selain itu dia pernah menjadi peneliti muda pada studi pengkajian Strategi Pengusahaan Anak Perusahaan Joint Venture Pertamina pada tahun 1994.
Pendidikan setingkat master diselesaikannya di IPB.
Menjelang era reformasi, MS Kaban terlibat diskusi serius tentang pendirian partai.
Puncaknya dia terlibat aktif dalam pendirian Partai Bulan Bintang dan menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB yang pertama.
Dalam Pemilu 1999, MS Kaban terpilih sebagai anggota DPR RI.
Karirnya makin menanjak dan pada Pemilu 2004, ia kembali terpilih sebagai anggota DPR.
Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memintanya menjadi Menteri Kehutanan dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
MS Kaban sebagai Menteri Kehutanan melanjutkan tradisi yakni Menteri Kehutanan dipilih dengan mempertimbangkan latar belakang partai.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta MS Kaban menangani pembalakan hutan secara liar untuk menyelamatkan hutan di Indonesia.
Program ini menjadi salah satu prioritas kerjanya.
Selain aktif di dunia politik, MS Kaban juga aktif di dunia pendidikan.
Selain menjadi dosen di Universitas lbnu Khaldun Bogor, Kaban juga mengajar di Universitas Islam As Syafiiyah, Jakarta.
Di Universitas Ibnu Khaldun, jabatan terakhir yang dipegang adalah Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan.
MS Kaban memperisteri Nurmala Dewi yang memberinya tujuh orang anak.
Mendirikan Partai Bulan Bintang (PBB)
Bersama Yusril Ihza Mahendra, MS Kaban menkoordinir kekuatan islam politik dalam satu wadah partai.
Beragam organisasi keislaman berhasil derangkul pasangan ini.
Mulai dari Badan Koordinasi dan Silaturahmi Pondok Pesantren Indonesia (BKSPPI), Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI), Forum Silaturahmi Ulama, Habaib dan Tokoh Masyarakat (FSUHTM), hingga Persatuan Islam (PERSIS).
Berbagai ormas ini bergabung didalam Badan Koordinasi Umat Islam (BKUI) yang didirikan pada tanggal 12 Mei 1998.
BKUI merupakan pelanjut dari Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1989 oleh Pemimpin Partai Masyumi yaitu DR. H. Mohammad Natsir.
Dari sana pasangan Yusril Ihza Mahendra dan MS Kaban berhasil membuat PBB.
Pada deklarasi dan muktamar pertamanya, MS Kaban menjadi Sekertaris Jendral (Sekjend) PBB.
Berikutnya MS Kaban dipilih sebagai Ketua Umum PBB pada tanggal 1 Mei 2005 dan Drs. H. Sahar L. Hasan sebagai Sekjen, hingga 2010.
Pada Muktamar ke-3, April 2010, di Medan partai ini telah menetapkan kembali DR. H. MS Kaban sebagai Ketua Umum dan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH., M.Sc. sebagai Ketua Majelis Syuro.
Berlabuh ke Partai Ummat
Pada deklarasi Partai Ummat pada Kamis (29/4/2021), MS Kaban menghadirinya dan ditunjuk sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro.
Dalam laman resmi PBB, sudah tidak tercatat nama MS Kaban sebagai bagian dari pengurus partai berlambang bulan dan bintang ini.
Atas berlabuhnya MS Kaban ke Partai Ummat, Sekjen PBB Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Ferry Noor angkat bicara.
Melansir Tribunnews sebelumnya, Ferry mengatakan MS Kaban saat ini bukan menjadi bagian dari PBB.
"Kaban sendiri bukan pengurus PBB lagi, Yani juga bukan PBB," katanya saat dihubungi Tribunnews, Minggu (8/11/2020).
Selama ini, masyarakat Indonesia mengenal PBB sebagai jelmaan Partai Masyumi.
Elite PBB juga kerap mengidentikan diri dengan perjuangan politik Muhammad Natsir.
Namun kini, tokoh-tokoh utama yang dulu bergabung dan menjabat posisi strategis PBB mendeklarasikan Partai Masyumi Reborn, yaitu Partai Ummat.
Ferry menyebut, mereka merupakan tokoh yang telah berbeda pandangan dan platform perjuangan politik dengan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.
(Tribunnews.com/Triyo/Chaerul)