News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Partai Bentukan Amien Rais

Ramai-ramai Ikut Amien Rais, Partai Ummat Yakin Makin Banyak Kader PAN Bergabung

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ridho Rahmadi yang sekarang menjadi Ketua Umum Partai Ummat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sederet tokoh bergabung dalam Partai Ummat yang baru saja dideklarasikan di Yogyakarta pada Kamis (29/4/2021) lalu atau bertepatan dengan 17 Ramadhan 1442 Hijriah.

Tokoh yang paling menonjol adalah Amien Rais. Mantan ketua MPR itu menjabat sebagai ketua Majelis Syuro Partai Ummat.

Amien adalah pendiri Partai Ummat. Ia membangun partai tersebut usai terlibat konflik dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

Di PAN sendiri Amien adalah pendiri dan merupakan Ketua Umum pertama. Ia juga pernah diusung menjadi capres dari partai berlambang matahari putih itu.

Selain Amien Rais, ada beberapa tokoh lain yang ikut bergabung dengan Partai Ummat, mulai dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) MS Ka’ban, penyanyi dan bintang film era 1980-an Neno Warisman, eks narapidana kasus pelanggaran UU ITE Buni Yani, hingga mantan anggota DPR dari Fraksi PAN periode tahun 2009-2014 Chandra Tirta Wijaya.

Kepergian Amien Rais dari PAN dan kemudian membentuk Partai Ummat ternyata juga diikuti oleh banyak pengikutnya.

Baca juga: Partai Ummat Jawa Timur Bakal Dipimpin Kaum Milenial

Wakil Ketua Umum Partai Ummat, Agung Mozin mengungkapkan bahwa mayoritas insiator Partai Ummat adalah mantan kader PAN. Jumlahnya bahkan mencapai hampir 70 persen.

"Itu data valid, migrasi inisiator Partai Ummat yang berasal dari berbagai partai dan terbesar adalah PAN," kata Agung, Minggu (2/5/2021).

Agung lantas membeberkan data yang dimiliki Tim Persiapan Pembentukan Partai Ummat (TP3U).

Dia menyebut, data hingga Sabtu (1/5/2021) yang di masuk ke TP3U, dari 1.137 orang, sebanyak 66,7 persen atau 158 orang inisiator berasal dari kader PAN.

Angka ini, lebih besar dari parpol lain yang bergabung.

Setelah PAN, sebanyak 15 orang atau 6,3 persen inisiator berasal dari Partai Gerindra, 14 orang atau 5,9 persen berasal dari PBB, kemudian 13 orang atau 5,5 persen berasal dari Partai Golkar.

Dia pun yakin setiap harinya jumlah kader PAN yang bergabung ke Partai Ummat akan semakin banyak.

"Itu dari data yang masuk. Kalau semua masuk maka angka ini bisa nambah," kata Agung.

"Jika sudah mencapai 5.000-an (orang), saya yakin akan sama bahkan bisa lebih banyak lagi," jelas Agung.

Dari sederet kader PAN yang memilih hengkang ke Partai Ummat itu, satu di antaranya adalah Mustofa Nahrawardaya.

Mantan caleg PAN itu menjelaskan ada empat alasan mengapa dirinya bergabung dengan partai yang dideklarasikan Amien Rais itu.

Pertama, ada kejenuhan sangat serius dalam perjuangan politik.

Mustofa mengatakan, sangat susah mencari partai politik yang konsisten membawa arah misi dan visi politik ke arah kiblat ideal.

Ujung-ujungnya kalah oleh kepentingan jangka pendek bernama pemilu dan sebagian partai politik terpaksa tunduk dan menyerah pada realitas politik.

"Di mana sebuah kekuasaan bisa kuat jika semua bersatu dalam satu kamar kekuasaan. Padahal dalam teorinya, oposisi harus ada dalam demokrasi,” kata Mustofa saat dihubungi Tribunnews, Minggu (2/5/2021).

"Tapi lihat saja, sedikit demi sedikit partai politik pada menyerah. Hanya sedikit yang bertahan. Selalu begitu. Godaan demi godaan, rayuan demi rayuan datang, menyebabkan partai politik lumpuh. Lihat, saat ini seolah, tak ada partai politik penyeimbang pemerintah," imbuhnya.

Baca juga: Pengamat Prediksi Partai Ummat Hanya Jadi Penggembira Saja: Ini Tantangan Serius Bagi Amien Rais

Kedua, Mustofa melihat Amien Rais merupakan ikon perlawanan.

Sebagai anak muda dia mengaku malu melihat tokoh-tokoh senior Muhammadiyah, misalnya Din Syamsuddin, Amien Rais, Anwar Abbas, Muhyidin Djunaidi dan lainnya tetap lantang menyuarakan kebenaran melawan kezaliman.

"Eksistensi mereka membuat saya tidak bisa begitu-begitu saja. Ada semacam frekuensi yang sama di antara mereka dengan saya, dalam epicentrum perjuangannya. Melawan ketakadilan, melawan kezaliman, dan bermimpi negeri ini adil makmur baldatun thayyibatun warabbun ghafuur," ucapnya.

Ketiga, Mustofa mengatakan Partai Ummat adalah partai ideal. Maka dari itu, dia langsung setuju gabung ketika Amien Rais menelepon dirinya. "Apalagi kami sama-sama aktif di Muhammadiyah, Pak Amien pernah Ketua Umum PP Muhammadiyah, dan saya sampai saat ini juga masih aktif di dalamnya. Jadi, insyaallah, ini ijtihad politik saya yang tepat," ujarnya.

Baca juga: Amien Rais Dirikan Partai Ummat, Menantu Jadi Ketua Umum, Bagaimana dengan Anak-anaknya?

Keempat, tradisi hijrah politik. Bagi Mustofa, hijrah politik itu wajar selama tempat lama tidak bisa dipakai untuk sarana berjuang, maka harus mencari tempat baru.

Tapi tetap ada rambu-rambunya. Selain itu, baginya ingin hijrah ke manapun, maka tempat berkhidmat itu harus dekat dengan basis Islam, terutama Muhammadiyah.

Pasalnya selama ini, warga Muhammadiyah butuh saluran politik lima tahunan.

"Meski Muhammadiyah menjaga kedekatan yang sama dengan semua parpol, namun, sangat penting memiliki saluran politik yang satu frekuensi. Satu visi. Pak Amien, sedang menjalakan amanah ini," ujarnya.

Adapun Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga Mauladi sebelumnya mengatakan pihaknya tidak merasa terganggu dengan kehadiran Partai Ummat.

Sebab, menurutnya PAN dan Partai Ummat memiliki perbedaan. Satu di antaranya terkait ideologi politik partai masing-masing.

Amien Rais saat mendeklarasikan Partai Ummat, Kamis (29/4/2021) (YouTube/Amien Rais Official)

"PAN tidak terganggu dan tidak risau atas berdirinya Partai Ummat. Mengapa? PAN berideologi nasionalis religius, sedangkan Partai Ummat berideologi Islam. Perbedaan ideologi politik partai akan menyebabkan keperbedaan basis sosial di masyarakat. Basis konstituen tentu berbeda," ucapnya.

Viva meyakini kader dan pengurus PAN dari pusat sampai daerah tetap solid, kompak, berkomitmen, dan militan sebagai pejuang partai.

Menurutnya, tidak ada anggota legislatif dan eksekutif PAN yang menyatakan keluar dari PAN.

"Karena kader PAN itu rasional dan berakal sehat sehingga mereka secara objektif dapat menilai dengan benar tentang masa depan politiknya. Jika ada mantan anggota PAN yang terlibat di Partai Umat, jumlahnya hanya sedikit saja, non-signifikan," lanjutnya.

Lebih lanjut, Viva menuturkan PAN sampai saat ini terus menggalang konsolidasi organisasi sampai ke tingkat desa, membantu masyarakat dalam memberantas pandemi Covid-19, menyelenggarakan perkaderan dan melaksanakan program pemenangan pemilu.(tribun network/mam/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini