News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penembakan di Papua

Peneliti LIPI Imbau Semua Pihak Segera Hentikan Kekerasan di Papua

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivitas masyarakat di Bandara Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (29/4/2021)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Klaster Riset Konflik, Pertahanan, dan Keamanan di Pusat Penelitian Politik LIPI Muhammad Haripin menyatakan pihaknya memgimbau seluruh pihak segera menghentikan kekerasan di Papua.

Konflik berkepanjangan, kata dia, telah menambah panjang daftar pelanggaran hak asasi manusia, memperbesar risiko disintegrasi, dan menghambat proses pembangunan di Papua.

Oleh karena itu, kata dia, pendekatan dialogis dan pembangunan rasa saling percaya atau trust building di antara semua pihak harus selalu dikedepankan.

Menurutnya karena langkah tersebut merupakan solusi terbaik bagi pemenuhan cita-cita perdamaian, kemanusiaan, serta kesejahteraan di Papua.

Hal tersebut disampaikannya ketika membacakan poin keempat pernyataan pers pihaknya berjudul "Menanti Perdamaian di Papua: Urgensi Penghentian Kekerasan" untuk menyikapi perkembangan situasi keamanan di Papua belakangan ini. 

"Kami mengimbau semua pihak untuk segera menghentikan tindak kekerasan dalam bentuk apapun di Papua," kata Haripin secara virtual pada Kamis (6/5/2021).

Baca juga: Polri Belum Turunkan Densus 88 ke Papua

Klaster Riset Konflik, Pertahanan, dan Keamanan terdiri atas peneliti di Pusat Penelitian Politik LIPI yang setiap hari bergelut dengan isu-isu pertahanan dan keamanan.

Peneliti dalam klaster tersebut terdiri dari berbagai macam latar belakang di antaranya studi ilmu politik, ilmu hubungan internasional, studi resolusi konflik, dan sebagainya.

"Kami sebagai kelompok kecil sebetulnya di P2P LIPI merasa ada kebutuhan untuk menyatakan sikap kami sebagai peneliti, sebagai bagian dari komunitas epistemik terkait perkembangan di Papua," kata Haripin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini