TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Said Aqil Siroj Institute (SAS Institute) Imdadun Rahmat membantah kabar bahwa NU mengintervensi Badan Kepegawaian Nasional (BKN) dalam menyusun soal tes wawasan kebangsaan pegawai KPK.
Imdadun mengatakan kabar tersebut tidak berdasar.
"Tuduhan bahwa NU turut campur dalam pelaksanaan seleksi oleh BKN tidak berdasar. Sejauh yang diamati SAS Institute, NU tidak pernah mempengaruhi apalagi mengintervensi BKN dalam menjalankan seleksi ASN selama ini," ujar Imdadun melalui keterangan tertulis, Sabtu (8/5/2021).
Dirinya mengatakan NU tidak pernah menyatakan keberatan kepada BKN meskipun ribuan kader NU tidak lolos seleksi ASN di BKN.
Baca juga: Direktur KPK: Saya Jenggotan Gini Dikira Taliban, Itu Framing
Menurut Imdadun, pemberitaan tentang adanya materi pertanyaan menyangkut doa Qunut kemudian dijadikan alasan bahwa NU turut campur dalam seleksi bahkan berkonspirasi untuk menyingkirkan pegawai KPK yang bukan NU.
"Berkembang pula di media sosial tuduhan bahwa NU menjadi bagian dari upaya sistematis melemahkan KPK dalam alih status pegawai KPK," ucap Imdadun.
NU, menurut Imdadun, menghormati independensi lembaga negara manapun untuk menjalankan tugas dan tanggungjawab masing-masing sesuai amanat undang-undang.
"Lebih dari itu, NU mendukung pelaksanaan prinsip merit sistem dalam rekrutmen pegawai negeri yang hanya bisa terwujud bila BKN bebas dari segala intervensi," kata Imdadun.