"Eskalasi politik saat itu semakin memanas dan masyarakat di akar rumput semakin terbelah, sehingga di mana-mana rawan bentrok antar pendukung. Karena itulah saya dan keluarga memilih jalan untuk sementara waktu hijrah ke Kota Suci Mekkah," kata Rizieq.
Baca juga: Lewat Pledoi, Habib Rizieq Sebut Ada Pasal Selundupan Dalam Perkara Kerumunan di Petamburan
Rizieq mengambil visa izin tinggal selama setahun di Mekkah. Harapannya, setelah setahun semua bisa kembali normal dan tenang.
Namun perkiraannya meleset. Setelah hijrah ke Mekkah, ia menyebut rekan-rekannya di Indonesia terus diteror dan diintimidasi hingga dikriminalisasi.
Rizieq bercerita sudah berulang kali mencoba pulang ke Indonesia, tapi selalu gagal.
"Sehingga kami tinggal di Kota Suci Mekkah selama tiga setengah tahun, di mana masa yang setahun menggunakan visa izin tinggal, sedang masa yang dua setengah tahun tanpa visa izin tinggal, karena pencekalan tersebut telah menyebabkan kami over stay yaitu melewati batas waktu Visa Izin," kata dia.
"Akhirnya kami paham bahwa kami sebenarnya bukan sedang dicekal, tapi hakikatnya sedang diasingkan agar tidak bisa pulang ke Tanah Air dan tidak bisa lagi kumpul dengan umat di Indonesia. Saya dan keluarga terus melakukan upaya perlawanan," kata Rizieq.
Meski mendapat pencekalan, Rizieq tetap berusaha pulang. Ia menyebut Indonesia merupakan Tanah Air nya sehingga perlu untuk pulang dan membela agama dan bangsa.
"Namun saya tetap bertekad harus pulang, karena Indonesia adalah tanah air saya dan negeri saya tercinta, serta medan juang saya untuk membela agama, bangsa dan negara, apa pun risikonya," kata Rizieq.
Setelah menyebutkan hal itu, eks Imam Besar FPI itu terlihat menangis.
Ia berhenti berbicara dan melepas kacamatanya seraya mengeluarkan kain berwarna merah muda dari saku untuk mengelap air matanya.
Sekira 10 detik terdiam dan berusaha tenang, Rizieq melanjutkan kata-katanya.
"Dan selama pengasingan di Kota Suci Mekkah, majelis hakim Yang Mulia, kami sekeluarga juga terus diteror oleh operasi intelijen hitam," kata Rizieq.
Rizieq menuding ada operasi intelijen hitam yang menyampaikan info fitnah kepada Pemerintah Saudi.
Hal itu yang membuatnya diinterogasi oleh Kantor Penyidik Intelijen Arab Saudi.