News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Puslitbang Kemenag Terjemahkan Al-Quran Lebih 20 Bahasa Daerah, Terbaru Bahasa Jambi dan Bengkulu

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Puslitbang Kemenag RI, Prof. Arsal Salim dan Kang Deden, pada konferensi pers di kantor Puslitbang Kemenag, Jakarta Pusat, Senin (24/5/2021).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) lewat Pusat Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (Puslitbang Diklat) mengumumkan bahwa Al-Quran sudah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa daerah nusantara.

Kepala Puslitbang Kemenag RI, Prof. Arsal Salim mengatakan yang paling terbaru adalah Al-Quran yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Jambi dan Bahasa Bengkulu yang sudah ditashihkan.

Prof. Arsal menjelaskan proses terjemahan itu sendiri terdiri dari 4 tahapan yakni validasi, tashih, lalu dicetak menjadi mushaf.

"Yang sekarang sedang berlangsung tahun ini, kami akan mentashih 2 bahasa, yaitu bahasa Jambi dan Bengkulu. Ini yang akan di tashih pada tahun ini," kata Prof. Arsal pada konferensi pers di kantor Puslitbang Kemenag, Jakarta Pusat, Senin (24/5/2021).

Kepuslitbang itu melanjutkan bahwa ada 1 bahasa yang rampung divalidasi di tahun 2021 ini, yakni Bahasa Melayu Riau dan 2 yang mulai diterjemahkan yaitu Bahasa Cirebon dan Bima. 

Total diantaranya Al-Quran yang sudah berhasil diterjemahkan kedalam bahasa daerah hingga berhasil dicetak sudah lebih dari 20 bahasa daerah.

Baca juga: Cara Unik Puslitbang Kemenag Publikasikan Hasil Karya Riset Tema Islam Lewat Podcast dan Series

"Al-quran yang sudah diterjemahkan dalam bahasa daerah yang terbaru adalah Bahasa Sunda, Palembang, ada bahasa Madura, Bugis, Aceh, Jawa Banyumasan, Bahasa Nali, Bahasa Sasak, Minangkabau, Banjar, Melayu, Pontianak, Toraja, Makassar, dan lainnya," kata Arsal.

Kapusbalitbang Kemenang mengatakan pihaknya akan membuat video series yang menampilkan dapur atau 'behind the scene' proses penerjemahan Al-Quran kedalam bahasa daerah tersebut, karena prosesnya yang panjang dan tidak mudah.

Dengan ragam bahasa yang ada di Indonesia, Kemenag ingin agar Al-Quran sebagai sumber dari ilmu pengetahuan dapat diakses oleh para penutur bahasa daerah.

"Ini sudah kami lakukan sejak beberapa tahun lalu, sampai saat ini sudah ada lebih dari 20 Quran terjemahan berbahasa daerah."

"Kami ingin menceritakan prosesnya yang tidak mudah. Karena ini bertujuan untuk mencoba menghidupkan kembali bahasa daerah itu, menjadikannya bahasa pengetahuan karna Al-Quran adalah sumber pengetahuan, sekaligus mencegah bahasa daerah dari kepunahan," kata Prof Arsal.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini