News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seleksi Kepegawaian di KPK

Firli Bahuri Disebut Pernah Bikin Daftar Nama Pegawai yang Diwaspadai, Wakil Ketua KPK Bantah

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru saja menetapkan penyidik asal Polri Stepanus Robin Pattuju sebagai tersangka karena menerima suap dari Wali Kota Tanjungbalai M. Syahrial.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dikatakan pernah membuat daftar nama-nama pegawai yang diwaspadai saat awal-awal dirinya menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di lembaga antirasuah itu.

Hal itu diungkapkan langsung oleh penyidik senior KPK Novel Baswedan dan Harun Al Rasyid dalam acara Mata Najwa episode 'KPK Riwayatmu Kini' yang ditayangkan melalui Channel YouTube Narasi.

Turut dihadirkan secara virtual dalam acara tersebut yakni Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, dalam pernyataannya, dia membantah kalau Firli Bahuri pernah membuat daftar nama tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Ghufron saat dimintai jawaban terkait pernyataan kedua penyidik senior KPK itu oleh Najwa Shihab.

"Saya harus to the point, karena ini pernyataan anda berbeda dengan pernyataan cak Harun, yang ada di sini jadi, iya atau tidak ada list yang dibuat oleh ketua KPK yang mencantumkan nama-nama yang sekarang kemudian menjadi (pegawai) non-aktif?," tanya Najwa dalam tayangan itu dikutip Sabtu (29/5/2021).

"Tidak ada kalau tentang nama-nama dan di situ bahwa kemudian saya mendengar bahwa salah satu yang disebut Taliban adalah cak harun saya katakan begitu kenapa sih sebenarnya apa yang terjadi," jawab Ghufron.

Menanggapi jawaban dari Ghufron itu lantas Najwa kembali menanyakan kepada Harun Al Rasyid terkait kebenaran yang sesungguhnya.

Sebab kata Najwa, baik Ghufron maupun Harun memiliki pernyataan yang berbeda.

"Cak Harun ini katanya ga ada (list namanya), jadi yang mengada ngada Harun atau Ghufron ini?," tanya Najwa secara tegas.

Menyikapi pertanyaan tersebut, Harun menceritakan secara jelas kalau dirinya pernah diberikan informasi oleh Ghufron langsung yang menyatakan kalau Firli Bahuri memiliki daftar nama pegawai yang dinyatakan perlu diwaspadai.

Bahkan katanya, Harun menempati urutan nomor 1 dalam list nama pegawai yang dinilai waspada itu.

Tak hanya dari Ghufron, Harun juga mendapatkan informasi soal list nama itu dari pimpinan KPK lainya yakni Nawawi Pomolango yang juga menyatakan kalau dirinya ada diposisi paling atas pegawai paling diwaspadai.

Baca juga: SOSOK Harun Al Rasyid, Penyidik yang Disebut Diwaspadai Pimpinan KPK, Akui Dekat dengan Firli Bahuri

"Pak Nawawi Pomolango saya dipanggil juga, kata Pak Nawawi 'mas ini mohon maaf saya mau tanya, saya oleh pak ketua (Firli Bahuri) diberikan daftar nama' dan sekali lagi pak Nawawi juga bilang 'Mas Harun itu ada di urutan pertama'," kata Harun.

Lantas dari kedua pernyataan pimpinan KPK itu membuat Harun terkejut, dirinya mempertanyakan seberapa berpengaruhnya dia di KPK sampai harus dianggap paling diwaspadai.

Harun juga sempat menanyakan kepada Nawawi terkait keberadaan daftar nama pegawai itu, namun Nawawi kata Harun mengaku kalau daftar itu sudah hilang.

"Loh saya ini siapa saya bilang gitu, kok kemudian saya ini menjadi orang yang paling berbahaya di situ (KPK). saya juga sempat tanya ke Pak Nawawi bapak masih menyimpan daftar itu? 'saya waktu itu dikasih mas tapi di mana sekarang ya entah sudah, mungkin sudah hilang' kata Beliau," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Novel Baswedan, penyidik senior KPK itu membeberkan kalau Ketua KPK Firli Bahuri pernah membuat daftar nama-nama pegawai KPK yang diwaspadai.

Novel menegaskan kalau kejadian pembuatan daftar nama itu dilakukan Firli saat dirinya baru saja menjabat sebagai ketua KPK.

Dalam penjelasannya, Novel mengaku kalau dirinya mendapat bocoran dari beberapa pimpinan KPK yang lain terkait list nama para pegawai lembaga antirasuah itu.

"Bahwa katanya (anggota pimpinan KPK) Ketua KPK pernah menunjukkan nama-nama, atau bahkan memberikan daftar nama-nama yang dari nama-nama itu dianggap ada orang-orang yang harus diwaspadai," kata Novel dalam tayangan itu dikutip pada Sabtu (29/5/2021).

Lanjut Novel mengatakan, kalau pada saat itu dirinya sempat menelusuri hasil pembicaraan yang dilakukan pimpinan KPK tersebut.

Ironisnya kata Novel, sebagian besar nama pegawai yang tercantum dalam list itu merupakan orang yang memiliki integritas dan diketahui telah bekerja dengan baik.

"Diwaspadai dalam hal apa? Ternyata setelah kami mencari tahu orang itu siapa-siapa, kami ketahuinya ternyata orang itu adalah yang bekerja baik," ucap Novel.

Meski tidak menyebutkan seluruh nama yang berada dalam daftar itu, namun Novel menduga yang melatarbelakangi Firli membuat daftar tersebut karena sebelumnya Ketua KPK itu pernah memiliki masalah kode etik berat.

Novel menjelaskan, kala itu Firli Bahuri sempat bertemu dengan pihak berperkara dan melakukan hal-hal yang menghalangi proses penegakan hukum yang kemudian akhirnya dilakukan pemeriksaan kode etik.

"Saya khawatirnya itu yang menjadi masalah, yang melatarbelakangi," tutur Novel.

Menyikapi hal itu, Najwa lantas menegaskan kembali kepada Novel Baswedan mengenai daftar nama pegawai KPK itu apakah berkaitan dengan 75 pegawai KPK yang tak lulus asesmen tes wawasan kebangsaan (TWK) atau tidak.

"Jadi anda mau mengatakan, sebelum ini (pemecatan pegawai karena TWK). Ketua KPK sempat membuat list nama-nama pegawai yang perlu diwaspadai?," tanya Najwa.

Menanggapi pertanyaan Najwa, lantas Novel meminta kesediaan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron yang juga diundang dalam acara ini melalui virtual untuk menjawab.

"Saya kira pak Ghufron juga tahu, kalau pak Ghufron jujur dan berani berbicara, pasti pak Ghufron akan cerita itu," ucap Novel.

Lantas pertanyaan tersebut dilayangkan oleh Najwa kepada Ghufron yang sudah tersambung secara virtual.

Namun, Ghufron memberikan jawabannya dengan menyatakan kalau dia tidak pernah menyatakan ada daftar nama tersebut.

"Karena pertanyaannya kepada saya sekali lagi saya menyatakan tidak pernah disampaikan seperti itu," ucap Ghufron.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini