News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Komnas Perempuan: Catcalling Keramahan Palsu dan Menjurus ke Pelecehan Seksual

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi korban pelecehan seksual.

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner Komnas Perempuan RI Alimatul Qibtiyah mengatakan perilaku catcalling adalah keramahan palsu yang menjurus pada perilaku pelecehan seksual.

Bahkan pelakunya terkadang menggunakan kedok agama untuk melancarkan aksinya yang membuat korbannya merasa tidak nyaman.

"Kadang-kadang mereka juga menggunakan kedok agama, misalnya Assalamualaikum cantik, bagi dong nomornya, mau ditemenin nggak?" ujar Alimatul menirukan gaya pelaku catcalling dalam sesi wawancara dengan radio lokal, Jumat (4/6/2021).

Lebih disayangkan lagi, masyarakat khususnya di Indonesia menganggap hal itu perilaku yang normal.

Alimatul mengatakan catcalling juga termasuk bagian dari pelecehan karena mengacu pada wajah, organ tubuh maupun seksualitas yang kebanyakan berkaitan dengan perempuan.

Baca juga: Pelaku Catcalling di Malioboro Akhirnya Disanksi Tegas, Korban: Kenapa Harus Nunggu Viral Dulu?

"(Catcalling) itu juga termasuk dalam bagian pelecehan seksual, karena biasanya mengacu pada wajah, organ tubuh, dan terkadang mengacu pada seksualitas perempuan," ujarnya.

Bahkan di online grup sendiri kerap disebar bahan guyonan yang menampilkan gambar perempuan berpakaian minim sebagai objek lawakan.

Baca juga: VIRAL Curhat Perempuan jadi Korban Catcalling Oknum Petugas di Malioboro, Pelaku Meminta Maaf

Hal tersebut membuat tubuh perempuan seolah-olah sebagai objek yang lumrah untuk dieksploitasi dan menjadi bahan olok-olok.

Komisioner Komnas Perempuan itu menegaskan perempuan juga manusia dan manusia adalah sebagus-bagusnya makhluk yang diciptakan Tuhan dengan akal pikiran.

Baca juga: Viral TikTok, Kisah Perempuan Alami Catcalling saat Berenang oleh Sejumlah Pria Tak Dikenal

Sehingga, ia berharap masyarakat bisa menghargai satu sama lain, baik dari laki-laki ke perempuan, maupun perempuan ke laki-laki dan perilaku cat calling dapat dihindari.

"Perlu ada batasannya, karena itu korban harus mengatakan bahwa saya tidak nyaman. Karena kalau tidak disampaikan seolah-olah kita menerima guyonan itu," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini