Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Inovasi Laksana Tri Handoko angkat bicara soal Vaksin Nusantara inisiasi eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang mengundang pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Riset Vaksin Nusantara sebagai vaksin juga sempat dihentikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan karena sejumlah prosedur uji klinis yang dianggap tak diikuti oleh Terawan dan timnya.
Handoko mengatakan BRIN tidak terlibat sama sekali dalam riset Vaksin Nusantara. Namun, prinsip BRIN adalah mendukung semua riset yang ada di Indonesia.
"Vaksin Nusantara kami tidak terlibat sama sekali. Kalau kami pada prinsipnya, akan mendukung semua riset. Semua upaya untuk melakukan riset itu sangat bagus, dan itu bukan monopoli BRIN," ujarnya.
Baca juga: Kepala BRIN Pastikan Dukungan pada Riset Pengembangan Vaksin Covid-19 oleh Anak Bangsa
Disampaikannya saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan dan Manajer Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra dan Rachmat Hidayat, Sabtu (5/6/2021).
Handoko berujar setiap warga masyarakat harus gemar melakukan riset dan inovasi tapi harus terbukti secara ilmiah dan memenuhi standar regulasi otoritas terkait.
"Hanya itu. Simpel sekali. Ya tinggal diikuti saja kan. Kalau itu belum bisa ya diperbaiki. Itu saja," ucap Handoko.
Handoko menerangkan tidak semua riset, BRIN diharuskan untuk ikut di dalamnya. BRIN, lanjut dia, merupakan lembaga riset pemerintah. Tidak semua riset harus diintervensi BRIN.
"Jangan dibuat begitu, nanti kita malah jadi tidak karu-karuan seolah-olah membatasi kreativitas masyarakat. Tapi kalau mereka minta tolong tidak punya alat. Oh kita akan support (dukung)," ucap Handoko.