TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hanya sebanyak 42,9 persen masyarakat Indonesia yang beranggapan saat ini terdapat ancaman terhadap Pancasila.
Temuan itu berdasarkan survei berbasis media sosial yang dilakukan Media Survei Nasional (median) dalam rentang waktu 30 Mei-3 Juni 2021 kepada para netizen pengguna aktif Facebook.
Peneliti Median, Rico Marbun menyebutkan bahwa ketika ditanyakan kepada para netizen mengenai ada tidaknya ancaman terhadap Pancasila saat ini.
Ternyata sebanyak 42,9 persen responden yang menjawab adanya acanaman terhadap Pancasila.
Sedangkan sebanyak 32,9 menjawab tidak ada ancaman, dan sebanyak 24,2 tidak tahu atau tidak menjawab.
Menurut Rico ketika ditanyakan apa alasan menjawab adanya ancaman terhadap Pancasila saat ini, setidanya terdapat lima alasan terbesar.
“Sebanyak 15,1 persen netizen mejawab komunisme menjadi ancaman bagi Pancasila, sebesar 14,1 persen menjawab ada keinginan mengubah Pancasila menjadi trisila dan eka sila. Sebanyak 12,8 persen beralasan ada perpecahan antar suku dan agama. Terdapat 10,9 persen beralasan ada radikialisme dan terorisme, dan 9,5 persen menjawab ada korupsi,” terang Rico Marbun, Jumat (11/6/2021).
Baca juga: Survei: Sebagian Besar Netizen Menolak Pemisahan Agama dengan Pancasila
Dari latar belakang agama responden, Rico menambahkan, berdasarkan survei terlihat bahwa sebanyak 41,3 persen netizen pemeluk Islam menilai adanya ancaman terhadap Pancasila.
Sedangkan 33,7 persen menjawab tidak ada ancaman dan 25,0 persen tidak menjawab atau tidak tahu.
Untuk pemeluk Protestan, sebanyak 51,4 persen menilai adanya ancaman terhadap Pancasila, sedangkan 31,1 menjawab tidak ada ancaman, dan 17,6 persen menjawab tidak tahu.
“Sedangkan di pemeluk Katolik, sebanyak 29,0 persen menjawab ada ancaman, 17,9 menjawab tidak ada, dan 23,1 persen tidak tahu. Di pemeluk Hindu, sebanyak 66,7 persen menjawab ada ancaman, 25 persen menjawab tidak ada, dan 8,3 persen menjawab tidak tahu,” terangnya.
Survei berbasis media sosial Facebook ini dilakukan terhadap netizen pengguna media sosial facebook, dengan menyebarkan form kuesioner berbasis Google form kepada pengguna aktif Facebook berusia 17 sampai 60 tahun ke atas.
Form Pertanyaan disebar secara proporsional terhadap 1.013 responden pengguna Facebook di 34 Provinsi.