Namun warga was-was, terhadap awan yang mirip gelombang tsunami itu.
"Ada sejumlah warga merekam. Sangat kelihatan," jelas Feri, seorang warga yang merekam di kawasan Suak Puntong.
Dikatakan, beberapa waktu kemudian angin kencang tiba dan hujan sehingga awan yang raksasa kembali hilang.
Ketidakstabilan Atmosfir
Sementara itu, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Nagan Raya, Rezky P Hartiwi dikonfirmasi Serambinews.com, Sabtu (12/6/2021) terkait fenomena alam awan arcus yang kembali terjadi di langit Nagan Raya dan Aceh Barat mengakui hal itu.
Bahkan, awan tersebut juga kelihatan dari Kantor BMKG Nagan Raya di Kubang Gajah, Kecamatan Kuala Pesisir.
Menurut Rezky, fenomena awan arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat.
Serta lembab, sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang.
"Kondisi tersebut dapat terjadi, salah satunya karena adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara ke arah daratan," kata Rezky.
Fenomena ini menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di aekitar pertumbuhan awan.
Fenomena alam berupa penampakan awan Arcus yang menyelimuti wilayah Nagan Raya, Senin (10/8/2020) (SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM)
Keberadaan awan ini, kata Rezky, murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer.
"Jadi tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami dan hal-hal mistis lainnya," katanya.
BMKG menyatakan, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap potensi kondisi cuaca buruk dan dapat selalu meng-update informasi cuaca dari BMKG.