"Pak Yudo (KSAL) cukup senior dan mampu. KSAD saat ini, Pak Andika, juga demikian. Memang Pak KSAD punya nilai plus yaitu pengalaman menjadi Kepala Staf yang paling lama di antara yang lainnya," kata Sukamta saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (15/6/2021).
Baca juga: Panglima TNI Minta Kodam V Brawijaya Gunakan Pendekatan Kultural di Pelaksanaan 3T
Dijelaskan Sukamta, Andika Perkasa dianggap cocok dengan tantangan yang sedang dihadapi saat ini, misalnya secara khusus persoalan Papua.
"Saya kira juga cocok dengan tantangan yang dihadapi baik itu di Papua maupun di wilayah nusantara secara Umum. Selama ini, Pak Jenderal Andika tampak sangat humanis tapi tegas. Saya kira itu tepat untuk saat ini," ujarnya.
Namun, Sukamta kembali menegaskan bahwa semua Kepala Staf mempunyai kompetensi untuk menjadi Panglima TNI.
"Prinsipnya semua Kepala Staf punya kapasitas yang lebih dari cukup untuk menjadi Panglima," pungkasnya.
Untuk diketahui, dari tiga Kepala Staf, Andika Perkasa memang yang lebih lama menjabat.
Ia resmi menjabat KSAD pada 22 November 2018.
Sementara Yudo Margono dan Fadjar Prasetyo resmi menjabat sebagai KSAL dan KSAU pada 20 Mei 2020.
3. Wakil Ketua Komisi III: Jika Sesuai Urutan, Panglima TNI dari TNI AL
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Saroni, mengatakan berdasarkan urutan, calon Panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto semestinya berasal dari TNI AL.
"Mestinya sih sudah urutan dan dari TNI AL lah yang harusnya jadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto," ujar Sahroni, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (4/6/2021).
Politikus Nasdem itu mengungkap pula sudah lama matra TNI AL tidak memegang tampuk komando di seluruh angkatan.
Karenanya, kata Sahroni, tak mengherankan jika saat ini matra TNI AL atau KSAL yang menjadi Panglima TNI.
"Terakhir TNI AL memegang tongkat komando TNI itu 2012 silam. Maka sepatutnya TNI AL saat ini memegang tongkat komando TNI 1," tandasnya.