"Mereka segala macam pekerjaan. Swasta rata-rata," kata Brigjen Rusdi.
Menurut Brigjen Rusdi, uang iuran itulah yang dipakai anggota teroris JI untuk membiayai kegiatan-kegiatan terorisme.
Selanjutnya, Brigjen Rusdi mengatakan, para terduga teroris mengaku pernah terlibat menyembunyikan para anggota JI yang menjadi buronan.
Satu di antara buronan yang disembunyikan yaitu, pimpinan JI bernama Para Wijayanto yang ditangkap 2019 lalu.
"Kelompok ini berperan membantu menyembunyikan apabila ada DPO kepolisian yang menyangkut jamaah islamiyah ketika bergerak ke Riau. Kelompok inilah yang menyembunyikan."
"Jadi 13 orang ini bertugas nyembunyiin DPO Densus 88 khususnya dari kelompok JI itu mengamankan diri di Riau," papar Brigjen Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/6/2021), kepada Tribunnews.com.
Baca juga: Bantahan Polri Soal Kabar Densus 88 Salah Tangkap Terduga Teroris di Riau
Baca juga: Terduga Teroris JAD Bogor Yang Ditangkap Jadi Admin WA Grup Yang Sebarkan Jihad
Dikatakan Brigjen Rusdi, kelompok ini diduga pernah melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan terorisme.
Di antaranya pelatihan menggunakan senjata api di sejumlah daerah di Riau.
"Kelompok ini juga telah melakukan kegiatan antara lain pelatihan pengunaan senjata, baik latihan penggunaan senjata tajam, maupun penggunaan senjata api. Ini untuk kelompok yang di Riau," jelasnya.
Hingga kini, pihaknya masih akan mendalami soal keterkaitan antara satu kelompok JI dengan kelompok lainnya.
Berita lain seputar Terorisme
(Tribunnews.com/Rica Agustina/Igman Ibrahim)