Kala itu, ia masih menjabat sebagai Komisaris Utama PT Adhi Karya.
Baca juga: 5 Tokoh Tanggapi Polemik Bipang di Pidato Jokowi: Fadjroel Rachman, Ngabalin, hingga Fahri Hamzah
Baca juga: Jubir Istana Fadjroel Rachman Minta Masyarakat Belajar dari Media Soal Cara Mengkritik Pemerintah
Namun, hampir delapan bulan setelahnya, Fadjroel kemudian dipindah sebagai Komisaris PT Waskita Karya. Fadjroel ditunjuk sebagai Komisaris berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang digelar pada 5 Juni 2020.
Fadjroel bukanlah wajah lama di lingkaran kekuasaan. Ia sempat menjadi relawan pemenangan Jokowi saat Pilpres 2014.
Dikutip dari Kompas.com, Fadjroel merupakan aktivis 1998 yang terlibat dalam demonstrasi menuntut penurunan Presiden Soeharto. Ia pernah merasakan dinginnya lantai penjara pada era Orde Baru. Ketika itu, Fadjroel mendekam di Nusa Kambangan sebagai tahanan politik.Satu di antara aksi Fadjroel yang mengkritik Orde Baru adalah Gerakan Lima Agustus ITB (1989).
Tak hanya itu, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ia juga dikenal vokal mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah.Pada 2009 silam, Fadjroel pernah mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) independen.
Namun, upayanya gagal karena uji materi terkait capres dari jalur independen ditolak di Mahkamah Konstitusi (MK).Mengutip situs resmi PT Waskita Karya, Fadjroel mendapat gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia pada 1995.
Sebelumnya, Fadjroel sempat kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Kimia.Tetapi, dikeluarkan pasca peristiwa Gerakan 5 Agustus 1989 bersama tujuh pimpinan mahasiswa lainnya saat itu. Diantaranya, Jumhur Hidayat, Ammar Syah dan beberapa yang lain.
Fadjroel kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia (UI). Lulus Strata 1 dari Fakultas Ekonomi, Fadjroel kemudian mendapat gelar Magister Hukum UI. Kemudian di tahun 2016, mengambil gelar Doktor Ilmu Komunikasi UI dan lulus di tahun 2021.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fransiskus Adhiyuda/Chaerul Umam, Kompas.com/Muhammad Idris)