TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) tetap menghormati lawan atau musuh negara yang dibuktikan dengan berhasilnya proses evakuasi dua jenazah kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dari Pegunungan Tokasa, Sulawesi Tengah.
Setelah empat hari berupaya, akhirnya Tim Evakuasi Koopsgabsus Tricakti berhasil membawa jenazah dua teroris Poso yakni Rukli dan Ahmad Panjang keluar dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Rabu (14/7/2021) pukul 14.30 WITA.
Tidak main-main rintangan alam yang harus dihadapi para Prajurit TNI yang tergabung dalam Koospsgabsus Tricakti untuk mengevakuasi dua jenazah yang tewas dalam penyergapan pada Minggu (11/7/2021) lalu itu.
Tidak hanya harus berjibaku melewati lebatnya hutan dan cuaca yang berubah-ubah, mereka pun bahkan sempat membuat rakit untuk menyusuri beberapa arus sungai deras dan rangkaian air terjun di sekitar Pegunungan Tokasa.
Baca juga: Heli Super Puma Koopsau II Dikerahkan Bantu Evakuasi 2 Jenazah Teroris Poso di Pegunungan Tokasa
Hingga pada hari keempat evakuasi, tim di lapangan Tim evakuasi di lapangan yang dipimpin langsung Wapangkoopsgabsus Brigjen TNI Rafael Granada Baay itu diberikan kelancaran.
“Tiga hari sebelumnya tim evakuasi menghadapi banyak rintangan alam, medan dan cuaca yang sering berubah-ubah mulai dari TKP dan di sepanjang rute evakuasi,” kata Rafael dalam keterangan resmi Puspen TNI pada Rabu (14/7/2021).
Sejak Minggu (11/7/2021) Koopsgabsus TNI terus berupaya mengevakuasi jenazah dengan menurunkan 2 Tim Tricakti dan 1 Tim Chandraca.
Di hari pertama evakuasi, kata Rafael, tim evakuasi hanya dapat bergerak sekitar 600 meter dari TKP menuju titik penjemputan landing zone darurat yang telah disiapkan.
“Kesulitan utama adalah beratnya medan karena vegetasi tumbuhan yang rapat serta banyaknya bebatuan besar di tebing sisi kiri dan kanan sungai, sehingga menyulitkan pasukan menembus rute yang dilewati,” kata BRafael.
Di hari kedua pada Senin pagi (12/7/2021), proses evakuasi kembali dilanjutkan sejak pukul 06.00 WITA setelah Tim sempat istirahat karena terkendala hujan deras dan tertutupnya jalan.
Di hari ketiga evakuasi pada Selasa pagi (13/7/2021) pukul 07.00 WITA, kata Rafael, tim evakuasi hampir berhasil mengangkat jenazah menggunakan Heli Caracal TNI AU.
Namun sempitnya medan serta lebatnya hutan, kata dia, menyulitkan manuver heli untuk hover, dengan aman.
Bila dipaksakan, kata Rafael, akan sangat beresiko untuk keamanan alutsista.
Rafael yang mengkoordinir pergerakan evakuasi di Poskout Tricakti siang ini, sempat menginformasikan pada pukul 12:20 WITA evakuasi yang melibatkan masyarakat tersebut kembali menemui kendala.
Setelah sempat menggunakan rakit dan menyusuri sungai sepanjang hampir 500 meter dari posisi sebelumnya, namun kata dia, ternyata terdapat air terjun lebih dari 75 meter.
Rintangan tersebut akhirnya memaksa tim evakuasi menggunakan tali.
Sekira pukul 13:30 WITA, tim evakuasi akhirnya berhasil menjangkau landing zone darurat yang aman untuk mengangkat jenazah menggunakan hoist dan basket stretcher dari pesawat Heli Super Puma Koopsau II Makassar.
Heli tersebut diterbangkan oleh Pilot Mayor Pnb Budiyono dari Lanud Hasanudin Makassar.
Sekira pukul 14:30 WITA siang ini juga, Rafael memberangkatkan dua jenazah teroris Poso tersebut dari Mayonif 714/SM ke RS Bhayangkara Polda Sulteng.
Rafael mengatakan keberhasilan evakuasi jenazah teroris Poso tidak terlepas dari kerja sama semua pihak yang telah mencurahkan semua tenaga dan pemikiran pasca penyergapan serta penghormatan terhadap nilai kemanusiaan.
“Setelah melalui semua perjuangan berat tersebut kedua jenazah teroris berhasil di evakuasi, langsung diberangkatkan ke RS. Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilaksanakan autopsi dan identifikasi lebih lanjut oleh Tim Inafis Satgas Madago Raya,” kata Rafael.