TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani kaget terkait pemberitaan yang menyebut Kimia Farma akan menyelenggarakan vaksin gotong royong untuk individu atau berbayar.
Menurut Netty, kabar tersebut mengagetkan karena bagaimanapun DPR RI memiliki mekanisme.
Dimana, kebijakan publik yanh akan diambil harus dibahas terlebiu dahulu di rapat kerja maupun mekanisme lainnya.
Hal itu disampaikan Netty saat dialog bertajuk Pantaskah Vaksin Diperjualbelikan? yang disiarkan kanal YouTube Holipis Channel, Kamis (15/7/2021).
"Ini kok belum ada pembicaraan, belum ada diskusi, belum ada rapat dan tiba-tiba muncul di pemberitaan. Ya pasti akan mengagetkan masyarakat," kata Netty.
Baca juga: Ketua DPR: Vaksin Gotong Royong Individu Tidak Boleh Kurangi Hak Rakyat Dapat Vaksin Gratis
Netty mengatakan, bagaimana pun vaksin merupakan public good. Dimana, pada UU no 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, disebutkan pasal 8 bahwa setiap warga berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan jaminan sosial dan itu diperkuat oleh amanat konstitusi.
"Jadi rasanya kok saya pengen nanya, narasinya apa kok vaksin gotong rotong individu berbayar pula," ucapnya.
Netty pun menyebut, saat ini sedang fokus dan konsentrasi dengan pemberlakukan PPKM Darurat di Jawa-Bali.
Sehingga, tidak seharusnya menjadi pembahasan terkait vaksin berbayar di tengah situasi saat ini.
"Makannya saya sebutkan, kok masa pandemi gini ingin memeras rakyat sih. Ingin cari untung dari rakyat," tegasnya.