TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Koordinator PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan, buka suara mengenai kemungkinan PPKM Darurat diperpanjang.
Hingga Kamis (15/7/2021), Luhut mengaku belum mengetahui secara pasti apakah PPKM Darurat akan diperpanjang.
Sebab, ia mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Delta yang terjadi selama tiga hari berturut-turut tidak terprediksi.
Bahkan, tidak hanya di Indonesia, Luhut juga menyinggung negara lain juga ikut terdampak atas penyebaran virus corona varian Delta yang begitu masif.
Baca juga: PPKM Darurat akan Diperpanjang Jadi 6 Minggu? Ini Tanggapan Ahli Utama KSP
"Saya kira ini begini, kasus meroket ini sudah kita duga juga mungkin terjadi, tapi tidak kita duga secepat ini."
"Karena pemahaman kita mengenai delta varian ini juga tidak paham betul, Anda sudah lihat bukan hanya kita, banyak negara lain yang kena."
"Karena ilmu dunia kedokteran juga belum sampai ke sana, saya selalu tanya teman-teman dokter mengenai ini," kata Luhut, dikutip dari tayangan Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Kamis (15/7/2021).
Selain faktor virus corona varian Delta, Luhut juga mengaku akan mengamati terlebih dahulu mengenai persoalan ekonomi.
Sebab, ia memahami perpanjangan PPKM Darurat akan berdampak kembali pada sektor ekonomi.
"Tentu ini kita amati dengan cermat, kami ada tim juga yang mengamati sampai berapa jauh kita boleh pergi, istilah saya itu kalau kita bengkokkan sesuatu pasti ada batasnya."
"Kalau bengkok terus ya patah, jadi kita mengamati betul masalah ekonomi ini jangan sampai kelamaan juga malah buat mati," ujar Luhut.
Untuk itu, Luhut mengaku akan berhati-hati dalam memperhitungkan terkait kemungkinan PPKM Darurat akan diperpanjang.
Baca juga: Wacana Perpanjangan PPKM Darurat Tanpa Pengawasan Ketat Dinilai Akan Lebih Banyak Merugikan
Lebih lanjut, Luhut juga mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi PPKM Darurat.
Jadi, ia berencana meminta pendapat dari para ahli hingga guru besar dari universitas terkait evaluasi PPKM Darurat.
"Kemarin Presiden minta saya untuk evaluasi, saya janji pada Presiden besok atau nanti sore kami akan laporkan cara bertindak apa yang akan dilakukan dengan data-data yang ada."
"Nanti kita juga bertemu asosiasi guru besar universitas dan minta pendapat mereka juga," tambahnya.
Skenario Terburuk jika Kasus Covid-19 Tembus 100 Ribu Kasus
Sementara, meski telah memprediksi akan terjadi kenaikan kasus, Luhut berharap penambahan kasus tidak mencapai 100 ribu per hari.
Namun, pihaknya telah menyiapkan skenario terburuk jika pandemi Covid-19 semakin melonjak hingga mencapai 100 kasus per hari.
"Kalau kita bicara worst case skenario untuk 60 ribu atau lebih kita masih cukup oke, kita tidak berharap sampai ke 100 ribu."
Baca juga: Luhut: Ini Masalah Kemanusiaan, Kalau Anda Punya Hati, Jangan Politisasi Pandemi
"Tapi itu pun kami sudah rancang sekarang kalau sampai terjadi ke sana, kita tenang melaksanakannya, jernih melihatnya," kata Luhut.
"Ya kita berharap jangan lebih daripada 60 ribu karena itu nanti mesti ada perkiraan lain lagi," tambahnya.
Dalam mengantisipasi agar skenario terburuk tidak terjadi, Luhut menyampaikan, pemerintah telah mengamankan lebih dari 40 juta vaksin.
Pihaknya juga akan mempercepat vaksinasi hingga mencapai 1 juta suntikan per hari.
Selain itu, pemerintah juga tengah melakukan penambahan tempat tidur di rumah sakit dan membuat rumah sakit baru khusus Covid-19 di beberapa daerah.
Pemerintah juga akan menambah tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat yang sudah dalam masa akhir pendidikan.
"Ini penting untuk diketahui, kami sudah merekrut dokter sebanyak 2.000 dokter yang baru-baru lulus dan itu kita training."
Baca juga: Luhut: Tolong, Kita Kompaklah Nanti Selesai Pandemi Anda Mau Anu Lagi Silakan
"Kita punya ada lulusan dokter itu lebih dari 2.000 dan itu segera akan kita mobilisasi," kata Luhut.
Luhut juga mengaku akan terus memastikan kesediaan pasokan oksigen.
Hal itu setelah pihaknya meminta produksi oksigen medis dalam negeri diperbanyak, dan juga mendapat bantuan oksigen dari negara lain.
"Jadi jangan ada beranggapan bahwa kami tidak bergerak, kami sangat bergerak."
"Kita tahu apa yang kita lakukan, sangat tahu, karena bukan si Luhut Pandjaitan, tetapi semua yang kumpul di sini dengan segala macam keahlian mereka sudah memberikan pikiran yang terbaik untuk bangsa dan negara ini," pungkas Luhut.
(Tribunnews.com/Maliana)