TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengajak semua pihak menjadikan masa pemberlakuan PPKM level 4 saat ini sebagai momentum untuk menggenjot program vaksinasi.
“Selain menjalankan protokol kesehatan secara ketat, program vaksinasi adalah senjata utama kita dalam perang melawan Covid-19. Karena itu, vaksinasi harus digenjot terus menerus hingga mencapai target herd immunity,” ujar Rahmad, kepada wartawan, Senin (26/7/2021).
Legislator PDI Perjuangan ini mengatakan keyakinannya, jika saja semua elemen bangsa bergerak bersama, bekerja dengan segala daya dan upaya yang ada, maka target vaksinasi 2011 akan tercapai.
“Semestinya tidak ada lagi desa dan kecamatan di Indonesia yang tidak menyelenggarakan vaksinasi. TNI dan Polri yang punya perangkat hingga ke desa, termasuk bidan desa dilibatkan semua. Intinya, tidak ada hari tanpa vaksinasi,” katanya.
Baca juga: Ketua DPR Minta Pemerintah Hati-hati Soal Pelonggaran PPKM Level 4
Dikatakan, angka vaksinasi masih kurang.
Mengutip data terbaru dari satgas Covid-19, Minggu (25/7) angka vaksinasi dosis pertama baru mencapai 21,35%. Adapun vaksinasi dosis baru mencapai 8,60%.
“Angka ini masih jauh untuk capaian herd immunity yang mensyaratkan vaksinasi harus mencapai 70 persen dari jumlah penduduk,” jelas Rahmad.
Menurutnya, kekebalan kelompok atau held immunity memang harus dikejar untuk menghentikan Covid-19.
“Teori herd immunity ini terbukti manjur, terlihat saat Piala Eropa yang baru saja berlalu. Masyarakat penggila bola menonton idolanya di stadion bahkan tanpa masker. Kalaupun ada kasus, bisa dikatakan kecil sekali dan langsung bisa teratasi,” imbuhnya.
Baca juga: Pimpinan DPR Dukung PPKM Level 4 Diperpanjang: demi Keselamatan Nyawa Rakyat
Lebih lanjut, Rahmad mengatakan harapannya agar persoalan distribusi vaksin tetap jadi perhatian di masa PPKM level 4.
Apalagi, katanya, vaksin ada masa kadaluarsanya sehingga stok yang sudah ada harus segera diinjeksikan agar tak mubazir.
“Distribusi vaksin bisa diprioritaskan dari perhitungan proporsi masyarakat kota sesuai tingkat keparahan zona dan target 70 persen herd immunity tadi. Misalnya, seperti di Kota Sorong, Papua Barat yang cakupan vaksinasinya per 8 Juli 2021 masih rendah (14,17 persen). Padahal kota ini masuk zona merah,” ujarnya.
Baca juga: Tukang Sayur Jadi Korban Pembacokan di Tangsel, HP dan Uang Rp 600 Ribu Juga Dibawa Kabur
Rahmad mengatakan ada beberapa catatan yang perlu jadi perhatian dalam distribusi vaksin.
Pertama, akses masyarakat memperoleh vaksin harus dipermudah.
Ruang publik di seluruh Indonesia harus diperbanyak hingga tingkat kecamatan dan desa.
Ditambahkan, kerja sama dengan pihak swasta harus lebih ditingkatkan lagi.
Dikatakan, brand-brand besar seperti e-commerce Shopee, Tiket.com, Gojek, bahkan Konimex telah melakukan upaya tersebut.
“Intinya ya harus tiada hari tanpa vaksinasi hingga di level terendah. Bahkan jika perlu melakukan pendekatan rumah ke rumah untuk pengecekan dan vaksinasi. Bisa diambil contoh negara Amerika Serikat yang sukses melakukannya,” katanya.
Baca juga: BIN Siapkan 15.000 Dosis Vaksin Covid-19, Sasar Ponpes dan Warga Secara Door to Door di 7 Provinsi
Terkait hal tersebut, Rahmad mengatakan pihaknya mengapresiasi Badan Intelijen Negara (BIN) telah melakukan inisiatif serupa di kawasan Bandung Barat dan efektif menjangkau 70 persen masyarakat yang sebelumnya tak tersentuh.
“Tentu keberhasilan metode ini perlu diapresiasi dan disebarluaskan di tingkat nasional,” pungkas Rahmad.