TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi kehebohan yang terjadi pada industri perbankan syariah akhir-akhir ini, Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan Anis Byarwati memberikan catatan penting kepada stake holder industri perbankan Syariah untuk mulai berbenah diri.
Terlepas dari tanggapan dan kritik masyarakat itu benar atau salah dari sisi pemahaman akad syariahnya, Anis menegaskan yang pertama harus disikapi adalah bahwa kritik masyarakat kepada bank Syariah bukanlah karena mereka membenci Syariah atau agama Islam.
“Harus betul-betul dibedakan bahwa agama Islam memang adalah sebuah agama yang diyakini kebenarannya, tetapi menganggap bahwa bank Syariah lepas dari kesalahan adalah sebuah sikap yang berlebihan pula dengan selalu mengatakan bahwa masyarakat belum paham akad yang digunakan di bank Syariah,“ ujar Anis, kepada wartawan, Selasa (27/7/2021).
Anggota Fraksi PKS DPR RI ini turut menyayangkan bank syariah yang masih belum optimal menyalurkan pembiayaan UMKM, dan juga belum digunakannya akad mudharabah serta musyarakah yang murni berbagi hasil dan berbagi rugi kepada para pengusaha kecil.
Selain itu, Anis juga mengkritik sudut pandang regulator dalam pengembangan ekosistem Syariah terutama perbankan Syariah yang terlihat sangat mementingkan perluasan market share semata.
Baca juga: Mengaku Diperas Bank Syariah, Jusuf Hamka Akan Dipanggil OJK
“Kita mengkhawatirkan ketika perbankan Syariah lebih fokus untuk memperbesar market share lewat ekspansi pembiayaannya yang tidak fokus kepada UMKM untuk mengejar target pada jumlah aset tertentu, akan berdampak kepada industri Syariah kehilangan ruh kebersamaan dengan umat Islam,” katanya.
Anis menegaskan ketidakpercayaan masyarakat terhadap diferensiasi operasional bank yang menggunakan nama Syariah akan membuat Bank Syariah kehilangan konteks dan relevansinya.
“Ketidakpercayaan ini jika tidak dimitigasi secara proper akan memunculkan anggapan bahwa para pelaku bank Syariah dianggap menghianati Syariah itu sendiri karena masyarakat memiliki ukurannya sendiri dalam menilai operasional bank,” imbuhnya.
Wakil Ketua BAKN DPR RI yang memiliki gelar S3 di bidang ekonomi syariah ini juga mengingatkan kepada institusi perbankan Syariah untuk selalu memperbaiki diri baik dari sisi layanan, GCG, inovasi produk, maupun pengedepanan substansi Syariah agar tidak terlalu terjebak dengan kompleksitas akad.
“Kedepan kita ingin melihat bahwa perbankan Syariah menjadi bank pilihan, dimana orang pergi ke bank Syariah bukan hanya orang yang sadar Syariah, tetapi juga orang yang perduli dengan layanan yang baik, produk-produk inovatif, dan bisa memenuhi kebutuhan konsumen,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anis mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu menjaga iklim ekonomi, politik dan sosial yang kondusif untuk perkembangan perbankan Syariah.
Sehingga bank Syariah bisa tumbuh berkembang menjadi salah satu alternatif sistim yang menyumbang terhadap perekonomian nasional.
“Perbankan Syariah sebagai institusi yang membawa label syariah sudah punya mekanisme pengawasan yang sangat ketat baik oleh OJK maupun oleh DSN/DPS. Jika ada persoalan yang dianggap persoalan pribadi nasabah dengan Bank Syariah sebaiknya menggunakan mekanisme yang berlaku, baik melalui arbitrase syariah maupun lewat jalur hukum lainnya,” pungkasnya.