Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Yayasan Ora et Labora Sandi Rahaju menekankan pentingnya kerjasama pendidikan dan dunia industri.
Sandi mengatakan para siswa SMK perlu terjun langsung ke dunia industri untuk menambah kompetensi.
"Kami bersyukur sejumlah perusahaan menerima kami untuk melakukan praktek kerja industri. Kolaborasi antara lembaga Pendidikan dan sektor swasta menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa pendidikan vokasi berhasil dengan baik,” ujar Sandi melalui keterangan tertulis, Rabu (28/7/2021).
Baca juga: Mahfud MD dan Said Aqil Siradj Bahas Provokasi Untuk Jatuhkan Presiden Dengan Alasan Covid-19
Selama ini, Sandi mengatakan SMK Ora et Labora berupaya meningkatkan sekolah vokasi yang berorientasi pada penerapan ilmu. Sehingga lulusannya kompeten dan terampil dalam bekerja.
Sandi mengatakan amanat Presiden Joko Widodo menyebut bahwa pendidikan vokasi menempati posisi penting dalam strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih produktif dan kompetitif.
"SMK OeL yang merupakan vokasional teknik ingin menekankan pembelajaran yang terstruktur dan keahlian yang lebih driven atau terarah. Apalagi sektor kelistrikan ini sektor yang tahan krisis dan dalam situasi apapun akan dibutuhkan," tutur Sandi.
Baca juga: Riset Terapan Vokasi Dorong Peningkatan Kualitas BUMDes
Menurutnya, kurikulum yang diterapkan diharapkan membantu mengurangi tingkat pengangguran lulusan SMK yang cukup tinggi di Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik Februari 2021, lulusan SMK mendominasi jumlah pengangguran di Indonesia dengan besaran 11,45 persen dari total pengangguran terbuka sebanyak 8,75 juta orang.
Sementara itu, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga) memberikan dukungan penuh kepada SMK Ora et Labora.
Bagi Saratoga, investasi di bidang Pendidikan akan menciptakan masyarakat berkualitas dan dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan nasional.
Baca juga: Riset Terapan Vokasi akan Sangat Membantu Kemajuan BUMDes
"Program pembelajaran selama tiga tahun ditambah satu tahun praktik kerja, mampu membekali siswa siswi dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh industri," ujar Direktur Keuangan Saratoga Lany D. Wong.
Lulusan SMK ORA et LABORA selanjutnya akan bekerja di perusahaan PT Shandong Licun Power Plant Technology dan memiliki potensi besar bekerja di PT GPOS Daya Energi (O&M sebuah Pembangkit Listrik di Gorontalo), Primaya Hospital, PT Tanjung Power Indonesia, dan PT Astra Daihatsu Motor.
Selama 4 tahun SMK ORA et LABORA mendidik para siswa siswi dengan durasi pembelajaran selama tiga tahun.
Dilanjutkan dengan training profesional selama tiga bulan dengan materi – materi yang dibutuhkan di dunia kerja terutama sektor kelistrikan.
Setelah itu para murid mengikuti program pemagangan di industri pembangkit listrik selama sembilan bulan untuk mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja.
Untuk memastikan bahwa lulusan SMK memiliki keahlian yang handal, SMK ORA et LABORA juga bekerja sama dengan Swiss German University (SGU) menghadirkan pengajar-pengajar yang kompeten dan kredibel di bidangnya.
Sementara untuk pelatihan teknis kelistrikan, ORA et LABORA juga menggandeng Central Industrial Technology Enterprise (CITE), sebuah lembaga berbasis industri dan berorientasi sosial yang teruji di dunia.