News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Apa Itu Varian Delta Plus? Simak Penjelasan Mengenai Bahaya dan Gejalanya Berikut Ini

Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus varian delta plus - Virus varian delta plus ternyata tak kalah bahayanya dengan COVID 19 varian delta, simak penjelasannya berikut ini.

TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat kembali dihebohkan dengan kemunculan varian delta plus.

Varian delta plus merupakan virus baru yang berkembang dari virus corona-19.

Dikutip dari bbc.com, medicalnewstoday, dan gavi.org, pihak Kementerian Kesehatan dari India mengatakan bahwa penelitian menunjukkan hasil bahwa varian Delta Plus ini termasuk dalam salah satu virus baru yang berbahaya.

Varian Delta Plus dalam dunia penelitian juga dikenal sebagai AY.1 atau B.1.617.2.1

Varian Delta Plus menyebar dengan lebih mudah dengan cara mengikat paru-paru dan berpotensi meristen antibodi tubuh.

Baca juga: 2 Kasus Delta Plus Ditemukan di Mumbai India, Salah Satunya Menginfeksi Orang yang Divaksin Penuh

Varian Delta Plus pertama kali terlihat di Afrika Selatan.

Varian ini memiliki mutasi protein lonjakan yang disebut K417N, yang juga ada pada varian Beta.

Varian delta plus bermutasi dan menyebabkan beberapa bahaya dan resiko pada tubuh.

Penularan virus varian delta plus lebih berbahaya dari varian delta biasa, karena menyebabkan penurunan antibodi dan bekerja merusak efektivitas dari pengobatan dan vaksinasi.

Namun resiko dari virus varian delta plus ini masih dipertanyakan kejelasannya.

Baca juga: 10 TANYA JAWAB Terkait Varian Covid-19 Delta dan Delta Plus, Apa Saja Gejalanya?

Varian delta plus sedikit berbeda dengan varian delta pada umumnya.

Dikutip dari nationalgeographic.com, meskipun sudah divaksin, seseorang tetap memiliki kemungkinan untuk terjangkit virus varian delta ini.

Kabarnya varian delta plous sudah mulai menyebar secara perlahan di seluruh dunia.

Maka kini WHO sedang berupaya untuk mempercepat proses vaksinasi dan terus menghimbau masyarakat untuk terus menjaga diri dengan melakukan protokol kesehatan yang ketat.

Baca juga: Virus Corona Varian Lambda asal Peru Menyebar ke 28 Negara: Ini yang Perlu Diketahui

Varian delta menginfeksi sel tubuh manusia seperti di paru-paru, jantung, ginjal, hingga usus.

Dijelaskan bahwa  ketika protein lonjakan bertemu ACE2, protein itu berubah dari keadaan "tertutup" menjadi "terbuka" untuk mengikat reseptor dan menginfeksi sel.

Berdasarkan studi penelitian, varian Beta yang membawa mutasi yang sama, K417N dapat membantu lonjakan mencapai keadaan "terbuka" sepenuhnya.

Dan hal ini memungkinkan adanya meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi dengan lebih berbahaya.

Peningkatan pengikatan reseptor ACE2 dan keadaan yang lebih terbuka adalah ciri-ciri varian yang sangat menular dan resisten antibodi.

Baca juga: Sebelum Varian Delta, Peneliti Ungkap Varian Lokal B.1.466.2 Pernah Dominasi Kasus Covid di RI

Sayangnya varian delta plus ini tetap tidak mudah diprediksi, karena dampak mutasi individu pada protein tidak dapat nampak begitu saja.

Dikutip dari nbcnews.com, gejala dari varian delta plus tampaknya tidak jauh berbeda dengan gejala COVID-19 varian delta sebelumnya, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Namun perbedaannya pada penderita varian delta plus, penderita akan mengalami gejala hidung tersumbat, pilek, dan sakit kepala hingga infeksi. 

Maka untuk mengantisipasi penularan yang semakin parah, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dan menaati prokes yang telah dibuat oleh pemerintah setempat.

(Tribunnews.com/Oktavia WW)

Berita lain terkait Virus Varian Delta Plus

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini