TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek laptop Merah Putih yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi akan disokong tiga konsorsium dari universitas nasional.
Ketiga konsorsium tersebut adalah Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Masing-masing kampus tersebut menjadi tim pengembang dalam proyek digitalisasi Teknologi Informasi dan komunikasi.
Program multidisiplin ini akan melibatkan masing-masing tim di kelima Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) tersebut.
Masing-masing tim akan memiliki 5 koordinator yang akan mengelola kegiatan pengembangan untuk bagian-bagian yang berbeda dari sistem laptop tersebut.
Dikutip dari laman resmi ITB, Jumat (30/7/2021), Laptop Merah Putih dari ITB sendiri diinisiasi oleh seorang ahli bernama Ir. Adi Indrayanto. Diketahui, Adi dikenal juga sebagai Ketua Pusat Mikroelektronika.
Terkait spesifikasi, Adi Indrayanto mengatakan, laptop ini nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan proses pendidikan yang memiliki level pendidikan yang berbeda.
Spesifikasi produk bisa jadi lebih dari satu sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai dengan inovasi PTN-BH masing-masing.
Jadi pengguna terbesar adalah pemerintah untuk kebutuhan pembelajaran digital dalam proses pendidikan,” kata dia.
Meski berlabel produk lokal, komponen produknya tetap berasal dari mancanegara sebab di dunia tidak ada produk elektronika yang semua komponennya dibuat oleh sebuah negara.
TKDN sendiri akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan industri dalam negeri dalam memproduksi hasil RDE dari tim konsorsium.
Baca juga: Kata Pengamat Soal Spesifikasi Laptop Merah Putih yang Dicanangkan Kemendikbudristek
Menurut Adi, produsen komponen bisa memprioritaskan Indonesia kalau pasarnya jelas. Untuk itu pendekatan langsung ke produsen, dibutuhkan dalam pengembangan laptop Merah Putih.
“Makanya pendekatannya langsung ke vendor. Kita harus yakinkan bahwa target terseraap, ketimbang mereka jual ke internasional tapi tidak jelas bakal diserap atau enggak,” ujar Adi.
Harapan dari program ini adalah industri dalam negeri akan meningkat kompetensinya dalam memproduksi perangkat digital.
Terutama di sektor TKDN naik, tumbuhnya ekosistem industri perangkat digital di Indonesia, serta inovasi peruguruan tinggi terkait dengan pembelajaran digital akan dimanfaatkan oleh pemerintah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
“Aktivitas ini juga diharapkan akan membuka lapangan kerja dalam bidang rekayasa (engineering) di produk digital, dan lulusan peruguran tinggi, politeknik, dan SMK di bidang teknologi elektronika dan informatika akan terserap,” ucapnya.