News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perdagangan Karbon Diupayakan Penuhi Komitmen Indonesia pada Masyarakat Internasional

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri LHK Siti Nurbaya bersama Wakil Menteri LHK, Wakil Menteri Luar Negeri, Wakil Menteri BUMN dan Wakil Menteri Keuangan melaksanakan meeting dengan World Bank terkait penanganan pengembangan mekanisme ekonomi karbon, Kamis (5/8/2021).

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, menyatakan, perdagangan karbon diupayakan untuk memenuhi komitmen Indonesia kepada masyarakat internasional sesuai dengan konvensi perubahan iklim yang telah diratifikasi, untuk pencapaian target NDC  hingga mencapai  41% dengan dukungan internasional pada 2030.
 
“Mekanisme perdagangan karbon yang didorong untuk dapat dikembangkan bekerjasama dengan World Bank adalah mekanisme cap-and-trade atau batasi-dan-dagangkan. Sistem ini bernama lengkap “emission trading system “ atau sistem perdagangan emisi. Sistem ini umumnya diterapkan dalam pasar karbon wajib karena untuk sistem ini diperlukan pembatasan emisi gas rumah kaca pada pihak-pihak peserta pasar,” papar Menteri Siti.
 
Penjelasan Menteri Siti  Nurbaya ini dikemukakan  dalam pertemuan bersama Wakil Menteri LHK, Aloe Dohong, Wakil Menteri Luar Negeri, Mahendra Siregar,  Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury, dan Wakil Menteri Keuangan (diwakili), serta Eselon I dari Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kementerian Koordinator Ekonomi dan National Focal Point atau NFP UNFCCC Indonesia dengan World Bank Country  Director Indonesia dan  expert senior World  Bank, Satu Kahkonen, Kamis  (5/8/2021) malam, WIB atau pagi waktu DC (5/8/2021).

Dalam pertemuan ini dibahas pula  tentang kebijakan carbon pricing Indonesia dan hal-hal yang sedang terjadi di Indonesia termasuk dari rezim Kyoto Protokol.  Oleh National Focal Point  atau NFP yang juga adalah Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Agung Sugardiman  juga dijelaskan tentang strategi Indonesia untuk mencapai netral karbon tahun 2060, serta rancangan kebijakan dan masing-masing indikatornya.  

Baca juga: Indonesia Green Summit 2021: Menuju Netral Karbon 2060 Tanggung Jawab Bersama

Menteri  Siti Nurbaya  menjelaskan strategi Indonesia dalam mencapai NDC dengan kombinasi kerja dua sektor besar penurunan emisi pada NDC, yaitu sektor FoLU atau kehutanan dan sektor Energi.

Selain itu dalam  meeting dengan Bank Dunia ini juga dijelaskan tentang rencana Carbon Net Sink pada NDC sektor Kehutanan atau FoLU  tahun 2030 yang telah tercantum dalam Updated NDC (Nationally Determined Contribution).

Menteri Siti Nurbaya mengungkapkan, belajar dari pengalaman negara lain dan keahlian bank dunia dalam mendukung negara lain dalam mengembangkan sistem perdagangan karbon. Kami merasa sangat terhormat dapat bekerja sama dengan Bank Dunia melalui kerja sama yang panjang untuk mencapai tujuan tersebut.

Menteri Siti Nurbaya menghargai prinsip-prinsip yang ditekankan Satu Kahkonen, tentang inisitaif, ownership dan bahkan saya menghargai kerja dan data yang nyata, bukan kerja modis atau fakta figuratif  yang bisa menyesatkan.  "Indonesia ingin konsisten, we do what we say and we say what we do,” tandasnya. 
 
Dukungan Bank Dunia
 
Sementara itu Wamen BUMN Pahala  Mansury menjelaskan agenda inisiatif BUMN untuk dekarbonisasi secara sistematis. 

Country Director World Bank, Satu Kahkonen beserta expert senior world bank untuk kehutanan dan energi mendukung agenda tersebut, apalagi sudah ada contoh kerja World Bank mendukung pemerintah dan pemerintah daerah yang secara nyata  berkaitan proyek penurunan emisi karbon di Kaltim dan Jambi.  

Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari dua jam ini, World Bank dapat menangkap dengan  baik isyarat bahwa Indonesia bekerja nyata dan cukup ambisius dan akan mendukung ambisi Indonesia dalam mengurangi emisi karbon seperti pada Updated NDC Indonesia.

“Cukup jelas langkahnya dan bisa dipahami hal-hal apa yang dibutuhkan dalam mendukung ambisi Indonesia," ujar Satu Kahkonen.
 
"Dukungan tersebut betul-betul untuk dukungan inisiatif Indonesia dan tidak akan menjadi klaim World Bank, karena World Bank mendukung negara dan inisiatif dan ownership itu ada pada dan bagi negara yang bersangkutan” tegas Satu Kahkonen  menjawab hal-hal yang diungkapkan oleh Wamenlu Mahendra Siregar. 
 
Wamen Mahendra juga menegaskan untuk kiranya betul-betul dapat dipahami bahwa Indonesia sebagai negara yang unik termasuk dalam cara menangani dan langkah-langkah dalam pengurangan emisi  gas rumah kaca dalam NDC nya. 
 
Sementara itu dijelaskan pula tentang carbon tax yang sedang disusun dalam rencana kerja Kementerian Keuangan, khususnya Badan Kebijakan Fiskal, dimana World Bank juga merespons dan telah mengikuti perkembangannya. 
 
Pihak World Bank yang dipimpin oleh Satu Kahkonen, sangat mengapresiasi. World Bank sangat siap mendukung program-program pembangunan di Indonesia termasuk dalam pengurangan emisi karbon. World Bank siap membantu melalu dukungan pendanaan untuk memperkuat kapasitas, dan dampingan teknis para ahli.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini