TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ikut berbicara terkait maraknya tren baliho para tokoh partai politik yang tersebar di berbagai daerah sejak Juli 2021 lalu.
Namun, Ganjar enggan menanggapi terkait pemasangan baliho yang dikaitkan dengan pemanasan Pilpres 2024 itu.
Sebab, saat ini dirinya tengah fokus untuk menangani Covid-19 di Jawa Tengah.
Untuk itu, Ganjar mengaku tidak sempat memikirkan tentang baliho-baliho tokoh parpol.
Baca juga: Wapres Beri Sinyal Bakal Tertibkan Baliho-baliho Pejabat
Termasuk tentang desas-desus pencalonan dirinya pada Pilpres 2024 mendatang.
"Tugas saya hanya satu sekarang, saya diperintahkan oleh Presiden oleh ketua umum saya (Ketum PDI-P) itu kon ngurusi (untuk fokus menangani) Covid."
"Wes aku ora kober (tidak sempat) mikir kui (mikir soal pemasangan baliho dan Pilpres, red)," kata Ganjar, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Jumat (13/8/2021).
Ia menegaskan, saat ini dirinya tengah berupaya keras untuk membuat kasus Covid-19 di Jawa Tengah melandai.
Sehingga, masyarakat bisa kembali bekerja dan roda ekonomi kembali berjalan.
Menurutnya, hal itu yang justru membuatnya senang, bukan desas-desus tentang pencalonan dirinya pada Pilpres 2024 mendatang.
Baca juga: Baliho Tokoh Parpol Ramai Terpasang di Masa Pandemi, Pakar Nilai Para Kader Tak Berani Melarang
Oleh karena itu, Ganjar merasa tak pantas untuk membahas isu Pilpres 2024 di tengah pandemi Covid-19.
"Aku mikir Covid-19 sek piye carane (bagaimana caranya) segera beres. Sudah melandai, saya sudah lihat mal, orang berdagang sudah mulai laku jualannya, aku mulai seneng," ungkapnya.
"Jadi masyarakat lagi butuh itu, kayaknya ora pantes ngomong kuwi (tidak pantas ngomong tentang Pilpres 2024) aku," tambahnya.
Analisis Pengamat soal Keeksisan Baliho Puan Maharani dan Peluang Ganjar
Sebelumnya diberitakan, Analis Politik sekaligus Direktur Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago memberikan analisanya terkait masifnya pemasangan baliho Ketua DPR RI Puan Maharani yang disebut-sebut sebagai langkah awal menuju persaingan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Efektif tidaknya pemasangan baliho "Kepak Sayap Kebhinekaan" itu, disebut Pangi hanya bisa diukur dari riset survei.
"Kalau misalnya nanti ada kenaikan terhadap elektabilitas puan berarti efektif, tapi sejauh ini baliho hanya efektif untuk memperkenalkan pada level popularitas saja," ungkap Pangi kepada Tribunnews.com, Minggu (8/8/2021).
Baca juga: Gibran Pasang Foto Bareng Ganjar di Profil Instagram, Kode Dukungan? Relawan Beri Tanggapan
Dalam kontestasi politik, Pangi menilai langkah pemasangan baliho Puan adalah hal wajar.
Terlebih, elektabilitas Puan yang saat ini masih rendah dibanding tokoh-tokoh lain yang digadang maju di 2024.
"Puan butuh segara ambil ancang-ancang untuk memperkenalkan diri secara masif ke masyarakat, dalam agenda mengatasi masalah racikan elektoral yang masih di bawah 2 persen elektabilitasnya," ungkap Pangi.
Akankah Langkah Ganjar Tertutup?
Sementara itu Pangi menilai masifnya pemasangan baliho Puan Maharani tidak berarti menutup peluang Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024 bersama PDIP.
"Saya pikir PDIP ini partai yang rasional juga, selama belum diputuskan Capres dari PDIP maka siapapun punya peluang diusung PDIP," ungkapnya.
Pangi menyebut, biasanya PDIP akan mengumumkan calon yang usung dalam pemilihan umum pada last minute.
"Berdasarkan yang sudah sudah, saya yakin PDIP tidak akan salah mengusung jagoannya atau mengusung kadernya untuk memenangkan pertarungan kontestasi elektoral," ungkapnya.
Baca juga: Saat Megawati Tegur Ganjar Pranowo soal Penanganan Banjir Rob di Semarang
PDIP, lanjut Pangi, pada ujungnya akan memilih Capres yang punya kans untuk menang.
"Nggak mungkin mendukung calon presiden yang bakal kalah, PDIP yang jelas akan mengalkulasi dan menghitung ulang peluang itu semua," ungkapnya.
Sehingga menurut Pangi, menjamurnya baliho Puan tidak bisa dikatakan menutup peluang Ganjar diusung PDIP.
"Dalam konteks bandwagon effect (efek ikut-ikutan) saya hakul yakin PDIP akan melihat dan membaca realitas racikan elektabilitas yang moncer."
"Tren yang bagus dan kemungkinan besar dipilih dan menang dalam Pilpres, nggak terkunci pada sosok Puan, pokoknya Puan karena anak ketua umum PDIP."
"Tapi kalau nanti kalah untuk apa juga membanggakan itu semua, yang jelas PDIP partai yang rasional dan membaca nuansa kebatinan suara rakyat," jelas Pangi.
Baca juga: Baliho Puan Maharani Ancang-ancang 2024, Dinilai Bukan Waktu yang Pas untuk Tebar Pesona
Pangi meyakini PDIP tidak akan berani melawan arus kehendak publik.
"Lagi-lagi hasil survei tetap bisa dijadikan sebagai dasar pemikiran siapa yang bakal diputuskan untuk diusung sebagai capres oleh PDIP."
"Yang jelas PDIP nggak mau bunuh diri dan kalah jagonya pada Pilpres 2024, dengan demikian PDIP akan sangat cermat mengkalkuasi dan menghitung ulang semua variabel kemenangan, akan sangat hati-hati memutuskan nantinya siapa yang bakal diusung PDIP sebagai capres 2024," pungkas Pangi.
(Tribunnews.com/Maliana/Gilang Putranto)