TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute Karyono Wibowo berharap pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pagi ini, Senin (16/8/2022) tidak sekadar normatif membacakan pengantar RAPBN 2022 beserta nota keuangannya.
Namun, pidato presiden diharapkan tidak sekadar menyampaikan capaian-capaian kinerja pemerintah dan lembaga-lembaga negara dari sisi positifnya saja.
Tetapi juga dari sisi kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh pelbagai faktor.
"Sehingga publik memperoleh gambaran tentang kondisi yang obyektif. Target penerimaan negara dan pertumbuhan ekonomi juga harus lebih realistis," kata Karyono dalam keterangannya, Senin (16/8/2021).
Baca juga: Selain Jokowi 404: Not Found, Ada Juga Mural Dipaksa Sehat di Negara Yang Sakit
Baca juga: Gaya Jokowi Kenakan Pakaian Adat Baduy, Lengkap dengan Tasnya di Sidang Tahunan MPR
Baca juga: Jelang Pidato Kenegaran Presiden Jokowi, Pengamanan Kompleks Parlemen Diperketat
Karyono mengatakan, isi pidato kenegaraan yang akan disampaikan presiden diharapkan tidak hanya memberikan harapan tetapi juga membangun optimisme, terutama masalah penanganan pandemi covid-19 beserta dampaknya.
Seperti yang terjadi, akibat pandemi menimbulkan dampak multidimensi.
Ekonomi mengalami kontraksi, pengangguran meningkat, hutang bertambah, belum lagi dampak sosial lainnya.
Lemahnya kemandirian di bidang ekonomi, seperti halnya kemandirian di bidang farmasi dan alat kesehatan masih menjadi persoalan dalam penanganan pandemi.
Baca juga: Penampakan Mural Viral Jokowi:404 Not Found yang Sudah Dihapus, Ditutup Cat Hitam
Oleh karenanya, ia juga berharap pidato kenegaraan presiden Jokowi nanti mampu menjawab sejumlah tantangan saat ini dan akan datang.
Diharapkan isi pidato Presiden Jokowi nanti visioner dan futuristik, tidak hanya membahas tantangan saat ini tetapi bicara tantangan di era post pandemic (paska pandemi).
"Salah satu poin penting yang perlu ditegaskan dalam pidato kenegaraan nanti adalah keseriusan menciptakan kemandirian bangsa. Era pandemi harus menjadi momentum membangun kemandirian bangsa," jelasnya.