Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid mengungkap dirinya sempat tak mau ketika ditawari posisi Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Masalah yang berat dan sangat menantang imbas krisis pandemi Covid-19 menjadi alasan Yenny Wahid awalnya enggan menerima tawaran tersebut.
"Saya sebetulnya awalnya nggak mau (menerima tawaran Erick Thohir). Awalnya nggak mau karena Garuda sangat menantang problemnya. Problemnya aduh menantang sekali ya, aduh kok dikasih persoalan, kira-kira begitu," ujar Yenny, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat, Senin (16/8/2021).
Meski awalnya tak mau, akhirnya Yenny menerima posisi yang ditawarkan Erick Thohir.
Sang ibunda menjadi satu pihak yang diajak Yenny Wahid berdiskusi sebelum mengambil keputusan tersebut.
Baca juga: Yenny Wahid Ungkap Pesawat Ini Diterbangkan atau Diparkir Bikin Rugi
Menurutnya, ketika ada orang yang meminta pertolongan, dirinya akan mencoba semampunya untuk membantu dan memberikan solusi.
"Saya minta waktu sih ketika itu sama mas Erick, saya tanya ibu saya bagaimana, dan ya udahlah orang minta tolong dan kemudian ada persoalan di sana ya kalau bisa bantu coba carikan solusi, barangkali bisa menolong," kata Yenny.
Menurutnya, ketika itu Erick mengontak dirinya dan mengatakan membutuhkan sosok perempuan di jajaran komisaris BUMN.
Erick, kata Yenny, sudah memiliki visi agar bisa memberikan lebih banyak lagi porsi untuk perempuan, agar tercipta kesetaraan gender di dalam tubuh BUMN.
Apalagi jika merujuk survei, seperti di Australia, Yenny mengatakan ketika perempuan berada di posisi pengambil keputusan strategis di perusahaan maka keuntungan perusahaan naik 30 persen.
Baca juga: Meski Sedih, Yenny Wahid Mundur dari Komisaris Independen Garuda, Demi Adanya Efisiensi Biaya
"Nah mungkin mas Erick melihat begitu, jadi beliau kemudian mencari siapa nih ya sosok perempuan yang cocok dengan kebutuhan Garuda pada waktu itu," ujarnya.
Memang saat waktu Yenny bergabung dengan PT Garuda Indonesia ada beberapa hal yang menurut Erick Thohir harus dibereskan.
"Salah satunya soal masalah yang berkaitan dengan gender, lalu juga perspektif yang lebih seimbang soal relasi gender di tubuh BUMN, lalu juga orang yang punya sedikit background korporasi," jelas Yenny.
Kebetulan Yenny Wahid sebelum menjabat di PT Garuda Indonesia, dirinya sudah menjadi komisaris di beberapa perusahaan.
"Jadi cukup punya pengalaman, juga punya bisnis sendiri, lalu di Amerika Serikat ketika saya sekolah juga mengambil beberapa kelas bisnis, jadi mungkin dipandang dari background itu beliau melihat saya cocok," katanya.