News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Belajar ‘BerAKHLAK’ dari Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Wasit Olimpiade Tokyo

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PNS

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Core values aparatur sipil negara (ASN) BerAKHLAK telah ditetapkan Presiden RI Joko Widodo dan menjadi fondasi dalam penguatan budaya kerja ASN.

Cerminan nilai-nilai BerAKHLAK ditunjukkan oleh ASN yang menjadi wasit dan atlet yang berlaga dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) mengundang beberapa atlet dan wasit itu untuk berbagi pengalaman dalam penerapan core values BerAKHLAK dan employer branding Bangga Melayani Bangsa.

Baca juga: Penting! Ini Dua Kartu yang Wajib Dibawa saat Pelaksanaan Ujian SKD CPNS 2021

Mereka adalah atlet bulu tangkis ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang berhasil meraih medali emas, atlet angkat besi kelas 61 kg Eko Yuli Irawan yang berhasil mendapatkan medali perak, serta wasit bulu tangkis Wahyana yang memimpin pertandingan final tunggal putri Olimpiade Tokyo.

Deputi bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB Alex Denni mengatakan mereka telah menerapkan BerAKHLAK yang merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

“Saya lihat teman-teman yang dihadirkan dalam talkshow ini bukan hanya atlet tapi juga wasit itu sudah menunjukan nilai-nilai yang tercermin dalam core values ASN,” ujarnya saat kegiatan Talkshow ASN BerAKHLAK dan Bangga Melayani Bangsa Edisi Spesial Olimpiade Tokyo 2020, secara virtual, Kamis (19/8/2021).

Baca juga: Kapan Jadwal Tes SKD CPNS 2021 Dilaksanakan? Ini Penjelasan BKN

Alex menjelaskan segenap kontingen Indonesia yang tampil di Olimpiade Tokyo 2020 telah menerapkan BerAKHLAK.

Persembahan medali bagi masyarakat Indonesia yang jika dicermati masuk kedalam nilai berorientasi pelayanan.

Dimana salah satu panduan perilakunya adalah memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pada dasarnya masyarakat ingin negaranya dapat dibanggakan dalam berbagai bidang termasuk olahraga, dan para atlet berhasil mempersembahan medali untuk masyarakat Indonesia.

Selanjutnya nilai akuntabel, salah satu contohnya wasit Wahyana yang dipercaya untuk memimpin pertandingan final tunggal putri bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020.

Baca juga: CARA Cetak Kartu Ujian CPNS 2021, Berikut Materi Ujian SKD serta Nilai Ambang Batas TWK, TIU dan TKP

Ia harus melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.

Untuk nilai kompeten, Alex mengatakan seorang atlet yang telah menjadi juara akan tetap melakukan latihan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi diri. Kemudian harmonis, dapat dilihat dari latar belakang para atlet yang beragam.

Mereka berasal dari berbagai daerah namun tetap saling menghargai dan bekerja sama sehingga lingkungan tetap kondusif.

Nilai loyal diwujudkan dengan menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi para atlet maupun wasit. Mereka rela meninggalkan keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktu untuk berlatih demi perolehan hasil yang maksimal.

Nilai adaptif dicerminkan saat tim bulu tangkis Indonesia tidak dapat ikut dalam kejuaraan All England dikarenakan satu pesawat dengan penumpang yang terkonfirmasi positif Covid-19 saat terbang dari Istanbul ke Birmingham.

Dengan kejadian tersebut para atlet tidak lantas putus asa, namun cepat menyesuaikan dan mempersiapkan diri untuk pertandingan pada laga berikutnya.

Kesuksesan Indonesia dalam Olimpiade Tokyo ini terwujud karena adanya kolaborasi yang baik antar komponen bangsa.

“Itu semua merupakan nilai kolaboratif, dimana bukan hanya para atlet, namun ada pelatih, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta official. Kami harapkan contoh perilaku dari Core Values BerAKHLAK ini dapat dikembangkan oleh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan organisasi,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Atlet Greysia Polii mengungkapkan bahwa tantangannya dalam meraih medali emas tidaklah mudah. Diperlukan komitmen serta kerja sama dengan banyak pihak, seperti teman, tim, hingga pelatih.

Dukungan dari keluarga menjadi semangat tersendiri bagi Greysia untuk memberikan prestasi yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Selain itu ia selalu berusaha bersikap santai dan tidak tegang dalam menghadapi setiap pertandingan, dengan hal tersebut diyakini membawa suasana hati menjadi tenang.

Wanita yang juga juara dalam ajang Thailand Open 2021 ini berpesan bahwa mengharumkan nama negara bisa melalui banyak cara, salah satunya seperti dirinya yang memilih menjadi atlet bulu tangkis.

Para ASN juga berperan penting dalam membawa nama harum negara, dengan menjalani pekerjaan dengan keras, tulus, dan ikhlas yang ditujukan untuk kemajuan Indonesia.

Senada dengan Greysia, Apriyani Rahayu menekankan bahwa komitmen menjadi hal penting untuk mencapai kesuksesan.

Komitmen dari wanita kelahiran Konawe, Sulawesi Tenggara ini adalah melakukan latihan secara rutin dan menargetkan pencapaiannya. Adanya target dalam meraih prestasi tertinggi memberikan motivasi untuk dapat bertanding dengan cara terbaik.

Di kesempatan yang sama, atlet angkat besi Eko Yuli Irawan menyampaikan proses yang dilalui untuk mencapai puncak tidaklah mudah.

Ia melakukan latihan setiap hari meskipun pada ajang sebelumnya Eko telah berhasil meraih berbagai medali.

Meski telah mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia, ia masih bertekad memboyong medali emas dikemudian hari. Untuk itu diperlukan latihan dan komitmen yang lebih kuat dari sebelumnya.

“Tetap semangat dan kembangkan skill untuk mencapai target yang diraih dan tanggung jawab dengan pekerjaan dimanapun bertugas,” ujar pria yang berhasil meraih medali perak pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brazil.

Selanjutnya wasit Wahyana mengatakan dalam menjalankan tugasnya, diperlukan penerapan disiplin yang tinggi. Selain itu, ia selalu mempelajari dan meng-update semua peraturan tentang bulu tangkis agar dapat tampil maksimal.

Sebelum berkarier sebagai wasit bulu tangkis internasional, ASN Pemkab Gunungkidul tersebut mengaku memiliki kendala dalam bahasa asing, Namun dengan kegigihan dan usahanya untuk belajar, kesulitan tersebut tak lagi menjadi penghalang.

Lebih lanjut Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Gunungkidul ini berpesan kepada ASN untuk memajukan negeri bisa dilakukan dalam bentuk apa saja. Kuncinya adalah tetap fokus dan terus mengasah kemampuan agar hasilnya maksimal.

“Kita harus bangga melayani bangsa, ditunjukan dengan sungguh-sungguh menekuni profesi kita sehingga memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara. Dan bangga melayani bangsa menjadi modal utama dan semangat kita untuk untuk terus konsisten dan lebih baik lagi kedepannya,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini