News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kronologi Mahasiswa S2 ITB Ditemukan Meninggal Tak Wajar di Kosan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mayat

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNGĀ  - Mahasiswa Magister (S2) ITB ditemukan meninggal tak wajar di kamar kos wilayah Kota Bandung, Minggu (22/08/2021).

Surat permintaan maaf dalam Bahasa Inggris yang ditulis korban bernama bernama Ardian Nur Hidayatullah Rifai (27) menjadi sorotan.

Penemuan korban itu membuat geger warga sekitar Terminal Angkot Cisitu Lama, Kota Bandung.

Adrian diketahui sedang menginjak semester enam dan diketahui tengah menempuh tesis sebagai syarat kelulusannya.

DikutipĀ  dari TribunCirebon.com, korban pertama kali ditemukan oleh rekan kos sekira pkul 07.30 WIB.

Korban ditemukan tak bernyawa di kamar kos di Jalan Cisitu Indah V, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Minggu (22/8/2021) dini hari.

Baca juga: Pria 18 Tahun Bunuh Kekasih yang Sedang Hamil Tua di Semarang, Kisah Cinta Berawal dari Angkringan

Korban tercatat sebagai mahasiswa Pascasarjana ITB pada Prodi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB angkatan 2018.

Berdasarkan data akademik kemahasiswaan ITB, mahasiswa S2 ITB kelahiran Pamekasan, 10 Desember 1994.

"Jadi hingga saat ini kami masih menunggu informasi resmi dari pihak kepolisian terkait korban. Sebab, informasi yang kami terima, sajauh ini baru dari rekan satu kos dengan korban yang juga mahasiswa ITB dan berada pada fakultas yang sama," ujar Direktur Kemahasiswaan ITB, G Prasetyo Adhitama saat dihubungi melalui telepon, Minggu (22/8/2021).

Prasetyo menuturkan, berdasarkan catatan akademik, yang bersangkutan dapat lulus tahun ini.

Meskipun umumnya, untuk masa pendidikan Pascasarjana dapat ditempuh selama dua tahun.

"Kalau dari akademiknya sebetulnya tidak ada masalah, hanya saja umumnya program Pascasarjana dapat ditempuh dua tahun, namun yang bersangkutan sepertinya melakukan perpanjangan, yang saat ini memasuki tahun ketiga dan sedang menyelesaikan tesis atau tugas akhirnya," kata Prasetyo.

Pihak ITB berduka, sekaligus menyayangkan apa yang telah dilakukan korban, dengan anggapan dapat menyelesaikan masalah psikologis yang membelenggunya.

Bahkan, selama ini, pihak ITB selalu berupaya untuk mencegah terjadinya hal tersebut dengan adanya program bimbingan konseling, sebagai sarana konsultasi bagi para sivitas akademikanya yang memiliki persoalan, baik terkait urusan akademik maupun non akademik.

"Sejauh ini, dari informasi rekan-rekan korban, tidak ada yang mengetahui apakah korban memiliki masalah psikologis yang berpotensi menuntunnya berbuat sejauh ini," katanya.

"Tapi karena persoalan psikologis ini bisa bersumber dari berbagai sebab. Seperti masalah pribadi, proses belajar, sosial dan lain sebagainya, juga bisa terjadi pada siapa saja, maka kami (ITB) menyediakan sarana konsultasi bagi para sivitas akademika ITB melalui program bimbingan konseling, yang seharusnya bisa dimanfaatkan, untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapinya," ujar Prasetyo.

Berdasarkan informasi, jenazah almarhum telah dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan dalam pengurusan pihak keluarga yang tinggal di Bandung.

Almarhum selanjutnya akan di bawa dan dimakamkan di daerah tempat asalnya di Pamekasan, Madura.

Penjelasan Polisi

Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Rudy Trihandoyo mengungkapkan korban ditemukan dalam kondisi tubuh tergantung dengan seutas tali tambang di kamar kos sebelum dievakuasi.

Hal itu berdasarkan keterangan para saksi di lokasi tempat kejadian kepada tim Inafis.

"Di lokasi, ditemukan KTP atas nama Ardian Nur Hidayatullah Rifai, yang diketahui merupakan mahasiswa S2 Teknik Sipil ITB. Ada tiga saksi yang menemukan korban," kata Rudy saat dihubungi melalui telepon, Minggu (22/8/2021).

"Kronologinya saksi pertama keluar mengambil motor jam enam pagi, kemudian saat saksi melihat ke kamar korban, korban terlihat sudah gantung diri dengan tali tambang. Saksi pertama kemudian melaporkan kepada dua temannya yang berada di kosan yang sama," tuturnya.

Rudy menuturkan kemungkinan korban melakukan aksi nekatnya tersebut, pada dini hari, sekitar pukul 04.00- 05.00 WIB.

Sebab saat malam hari, para saksi masih melihat korban melakukan beberapa aktivitasnya.

"Menurut keterangan saksi, terakhir jam 21.00 korban masih kelihatan beraktivitas," ucapnya.

Selain kartu identitas diri korban, ditemukan juga secarik kertas berupa surat, yang berisikan permintaan maaf dalam bahasa Inggris, dan ditujukan kepada saudara dan keluarga korban.

"Sejauh ini motif kematiannya belum diketahui, tapi kita menemukan secarik surat yang ditulis dalam bahasa Inggris, yang terjemahannya itu kurang lebih berisi permohonan maaf kepada saudara dan keluarga," katanya.

Kontak Bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,

Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/

Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Mahasiswa S2 ITB Tulis Surat Permintaan Maaf Pada Keluarga dalam Bahasa Inggris Sebelum Akhiri Hidup

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini