TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono kembali jadi sorotan publik.
Kali ini dia menyebut Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dengan "Menteri Penjahit".
Lalu siapa sebenarnya sosok Budhi yang kerap membuat kontroversi itu?
Berikut dirangkum Tribunnews.com, Selasa (24/8/2021):
1. Pernah Menulis Buku
Disamping kesibukannya sebagai bupati dan pengusaha di bidang konstruksi, Budhi Sarwono juga pernah menulis buku.
Buku berjudul 'Saya Mau Jadi Muslim, Enak Jadi Kulinya Allah, Upahnya Gede', menceritakan titik gelap dalam kehidupannya.
2. Seorang Mantan Pemakai dan Bandar Narkoba
Dalam bukunya tersebut, Budhi mengungkap bahwa ia pernah terjurumus ke dunia narkoba.
Dulu, dia adalah seorang pemakai sekaligus bandar narkoba kelas kakap di Purwokerto.
Kehidupan kelamnya tersebut perlahan-lahan berubah setelah ia lolos dari hukum dan mengalami pengalaman mengerikan.
Baca juga: Sebut Luhut Menteri Penjahit, Bupati Banjarnegara Minta Maaf: Saya Gak Hafal Namanya Panjang Sekali
3. Pernah Alami Mati Suri Selama 6 Jam
Pengalaman yang menjadi titik balik kehidupannya adalah mati suri.
Ya, pria yang kini menjadi Bupati Banjarnegara itu mengaku pernah alami mati suri.
Mati suri itu ia alami setelah mengalami overdosis (OD) karena gaya hidupnya di lingkungan narkoba.
"Kalau ditahan polisi suatu saat bisa kembali pulang, tapi ketika yang menahan malaikat, saya bisa apa.
"Saya bersyukur mendapat kesempatan kedua," tulis Budhi di dalam bukunya.
4. Sempat Viral karena Menolong Orang Gangguan Jiwa
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono saat menolong penderita gangguan jiwa yang ia temui di tengah jalan.
Mengutip Tribun Jateng, sebuah video yang menunjukkan pertemuan Budhi Sarwono dengan pria tanpa busana yang menderita gangguan jiwa beredar di dunia maya pada Juli 2019 lalu.
Tak cuma itu, Budhi Sarwono juga memerintah jajarannya untuk mengantar pria tersebut ke RSJ Magelang untuk mendapat perawatan.
Keputusannya ternyata tepat, 20 hari kemudian, kondisi kejiwaan pria yang ditolongnya tersebut membaik.
5. Minta Gajinya Dinaikkan 20 Kali Lipat
Mengutip Kompas.com, Budhi Sarwono menganggap gajinya sebagai bupati terlalu kecil.
Ia mengatakan, nominal gaji yang kecil tersebut justru malah berisiko membuat para bupati untuk berbuat nakal.
"Kalau seperti itu ngajari bupati cluthak (suka mencuri), kalau cluthak sudah disiapkan jepretan (senjata) yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), habis bupati se-Indonesia," ucap Budhi.
Ia pun berharap, agar gaji seorang bupati bisa dinaikkan hingga Rp 100 juta atau Rp 150 juta.
"Kalau (slip gajinya) sudah viral ya nggak papa. Mudah-mudahan pemerintah malu dan melipatkan (gaji) 10 atau 20 kali," ujar Budhi.
6. Kebijakan Covid-19
Pada Juni 2021 lalu, Budhi Sarwono mengambil kebijakan untuk tetap memberikan izin kepada masyarakat yang hendak menggelar keramaian seperti hajatan, pengajian hingga pesta kesenian dan olahraga.
Menurut Budhi, kebijakan yang dia ambil ini sudah sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
“Saya berpegang pada Inpres Nomor 6 Tahun 2020 dan aturan tentang PPKM Mikro (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, red),” kata Budhi, saat dikonfirmasi Sabtu (19/6/2021) dikutip dari Kompas.com.
7. Luhut 'Menteri Penjahit'
Seperti diketahui, sebuah video berdurasi 1 menit 26 detik memperlihatkan Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, menyebut Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dengan "Menteri Penjahit".
Pernyataan tersebut disampaikan Budhi Sarwono Chin dalam sesi wawancara door stop. Potongan video yang memuat pernyataan Budhi itu pun viral di media sosial.
Dalam video tersebut, awalnya pria yang akrab disapa Wing Chin itu tengah menjelaskan perkembangan kasus Covid-19 di Banjarnegara.
Sejak ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat, kata dia, kasus Covid-19 di Banjarnegara perlahan menurun.
"Alhamdulillah Banjarnegara (awalnya) BOR-nya 99 persen, terus turunlah PPKM darurat. Saya baca aturannya sesuai perintah Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti Menteri Dalam Negeri dan dilaksanakan pada waktu rapat bersama menteri siapa itu, penjahit atau apa lah, (yang) orang Batak itu," kata Wing Chin.
Mendengar pernyataan itu, orang-orang yang berada di sekeling Wing Chin meluruskan dengan mengatakan Luhut Binsar Panjaitan.
"Ya Pak Penjahit kan," ujar Wing Chin.
Wing Chin kemudian melanjutkan, pihaknya telah menyalurkan bantuan jaring pengaman sosial (JPS) sebagai kompensasi atas penerapan PPKM.
Sumber:Surya.co.id/Kompas.TV/Tribunnews.com