TRIBUNNEWS.COM - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo kembali melakukan rotasi dan memutasi sejumlah perwira, Rabu (25/8/2021).
Di antara yang terkena rotasi dan mutasi adalah Irjen Rudy Sufahriadi.
Rudy Sufahriadi yang sebelumnya menjabat sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Sespim Lemdiklat Polri kini ditunjuk sebagai Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng).
Rudy Sufahriadi menggantikan Irjen Abdul Rakhman Baso yang mengisi jabatan perwira tinggi Korbrimob Polri dalam rangka pensiun.
Baca juga: Siapa Irjen Rudy Sufahriadi, Dua Kali Dipercaya Jadi Kapolda Sulteng ?
Baca juga: Sempat Dicopot Karena Kerumunan Megamendung, Kini Irjen Rudy Sufahriadi Jadi Kapolda Sulteng
Dengan demikian, ini adalah kali kedua Rudy Sufahriadi menjabat sebagai Kapolda Sulteng.
Diketahui, nama Rudy Sufahriadi sempat menjadi sorotan karena pernah dicopot sebagai Kapolda Jawa Barat terkait kasus kerumunan massa di Megamendung, Bogor.
Selengkapnya, inilah sosok Irjen Rudy Sufahriadi yang kini ditunjuk sebagai Kapolda Sulteng, dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:
1. Biodata Rudy Sufahriadi
Mengutip dari wikipedia.org, Rudy Sufahriadi lahir di Cimahi, Jawa Barat, 23 Agustus 1965.
Sehingga saat ini, Rudy Sufahriadi telah berumur 56 tahun.
Rudy Sufahriadi diketahui adalah alumni Akademi Kepolisian (Akpol 1988) dan berpengalaman dalam bidang reserse.
Dengan demikian, ia seangkatan dengan Irjen Toni Harmanto yang ikut dirotasi menjadi Kapolda Sumatera Selatan kali ini.
2. Riwayat Jabatan Rudy Sufahriadi
Dikutip dari TribunJabar.id, Rudy Sufahriadi pernah bergabung dalam satuan elite pemberantas teroris, Densus 88.
Rudy juga sempat bertugas di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Pada 2005, Rudy Sufahriadi ditunjuk menjadi Kapolres Poso, Sulawesi Tengah.
Ia juga sempat menjadi Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada 2007.
Lalu, ia menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Polda Metro Jaya pada 2007.
Rudy kemudian diangkat menjadi Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara pada 2009.
Ia menjadi Perwira Menengah Densus 88 Anti-Teror Polri pada 2010.
Lalu, Rudy menjadi Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT pada 2010 sampai 2016.
Pada 2016-2018, ia menduduki jabatan sebagai Kapolda Sulawesi Tengah menggantikan Idham Azis.
Setelah menjadi Kapolda Sulawesi Tengah, ia diangkat menjadi Kepala Korps Brimob Polri pada 2018.
Tahun berikutnya, Rudy diangkat menjadi asisten operasi Kapolri.
Setelah itu, Rudy Sufahriadi resmi menjabat menjadi Kapolda Jawa Barat pada 26 April 2019.
Jabatan terakhir Rudy Sufahriadi sebelum kini ditunjuk jadi Kapolda Sulteng adalah Widyaiswara Kepolisian Utama Sespim Lemdiklat Polri.
3. Hampir jadi Korban Penembakan Teroris
Rudy Sufahriadi termasuk satu di antara aktor dalam menanggulangi kasus terorisme di Poso pada 2005-2007.
Saat menjabat sebagai Kapolres Poso, keadaan di wilayah tersebut tengah cukup rawan karena adanya terorisme.
Rudy Sufahriadi disebut hampir menjadi korban penembakan teroris saat baru menjabat dua bulan sebagai Kapolres.
Menurut sumber, kejadian penembakan tersebut terjadi setelah ia selesai menunaikan salat Subuh berjamaah di Masjid Raya Poso.
Kala itu, Rudy Sufahriadi ditembak seorang dari dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.
Namun, ia berhasil lolos dari serangan tembakan teroris.
Saat kembali ke Sulteng sebagai Kapolda, ia terlibat dalam perburuan kelompok teroris Santoso, yaitu Operasi Tinombala.
Operasi Tinombala merupakan operasi gabungan yang terdiri dari sejumlah pasukan elite dari Polri dan TNI.
Hingga akhirnya, kelompok Santoso yang sembunyi di hutan belantara kawasan pegunungan di Poso itu bisa dilumpuhkan.
4. Dicopot karena Kasus Kerumunan
Rudy Sufahriadi pernah dicopot dari jabatannya terkait kasus kerumunan di Megamendung, Bogor yang dihadiri eks pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.
Saat itu, Rudy Sufahriadi menjabat sebagai Kapolda Jabar karena dinilai lalai menegakkan protokol kesehatan (prokes).
Tak sendirian, Rudy Sufahriadi dimutasi bersamaan dengan Kapolres Bogor, AKBP Roland Ronaldy pada Senin (16/11/2020).
Polri memang tidak merinci penyebab pencopotan kedua perwira ini.
Namun, diduga karena kerumunan massa yang timbul dari acara tersebut.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Nuryanti, TribunJabar.id)