Ia memaparkan, vaksin Sputnik V merupakan vaksin dengan platform vektor adenoviral manusia yang telah terbukti dan berhasil digunakan di lebih dari 50 negara.
"Persetujuan di Indonesia didasarkan pada hasil penilaian vaksin yang komprehensif dan akan memberikan kontribusi penting dalam perjuangan negara melawan pandemi," lanjut dia.
Data global menunjukkan, telah lebih 4 miliar orang menggunakan vaksin jenis ini. Artinya sudah lebih dari setengah populasi global.
Baca juga: Pemerintah Didorong Buat Sentra Vaksinasi yang Terjangkau Masyarakat Adat
Vaksin buatan Rusia ini menempati urutan kedua di antara vaksin virus corona yang ada secara global.
Berdasarkan hasil kajian terkait dengan keamanannya yang dilaporkan Badan POM, efek samping dari penggunaan Vaksin Sputnik-V merupakan efek samping dengan tingkat keparahan ringan atau sedang.
Hasil ini dilaporkan pada uji klinik Vaksin Sputnik-V dan uji klinik vaksin lainnya dari teknologi platform yang sama.
Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu (a flu-like syndrome), yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia), badan lemas (asthenia), ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi.
Sementara untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin Covid-19 Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6% (dengan rentang confidence interval 85,6% - 95,2%). (Tribun Network/rin/wly)