TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia menyampaikan komitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar senilai USD 200.000 atau sekira Rp 3,1 Miliar.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat melakukan Raker dengan komisi I DPR RI dan membeberkan perkembangan situasi di Myanmar saat ini, Kamis (2/9/2021).
Menlu berujar komitmen bantuan ini disampaikan Indonesia saat mengikuti Pledging Conference yang dihadiri negara-negara ASEAN dan negara mitra ASEAN pada 18 Agustus 2021 lalu.
"Di dalam pledging conference tersebut Indonesia menyampaikan komitmen bantuan berupa alat kesehatan senilai USD 200.000," kata Menlu di kompleks Parlemen, Jakarta.
Menlu berujar bantuan kemanusiaan dari Indonesia akan diberikan didalam 2 fase.
Bantuan fase pertama disebut sebagai life saving atau bantuan yang terkait dengan Covid-19, yang sangat diperlukan pada saat ini.
Baca juga: RI Desak Junta Militer Myanmar Buka Akses bagi Utsus ASEAN
Bantuan fase pertama dari Indonesia, rencananya akan diberikan di awal September.
Adapun bantuan fase kedua yang disebut life sustaining, yakni berupa bantuan yang lebih luas lagi.
"Sementara untuk bantuan fase kedua akan didahului dengan assessment mengenai bantuan yang diberikan," ujar Menlu.
Menlu menekankan 5 prinsip pemberian bantuan bagi rakyat Myanmar.
Yakni berdasarkan ASEAN Led respons, independen dari pengaruh politik apapun, fleksibel dari kebebasan dalam melakukan engagement dengan semua pihak agar dapat memperoleh perspektif mengenai kebutuhan kemanusiaan, transparansi dan akuntabilitas terkait dengan kontribusi yang diterima, serta akses yang memastikan bantuan kemanusiaan dapat diterima semua orang yang memerlukan.
"Bantuan kemanusiaan bagi Myanmar harus di dorong dengan keras, karena menyangkut keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar," tegasnya.