Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menyerang oposisi di parlemen.
Fahri menuliskan di situs pribadinya berjudul 'Oposisi Sekongkol, Rakyat yang Tawuran'.
Fahri mengkritik oposisi yang tampak lemah di parlemen sehingga membuat rakyat masih saja mengurusi politik meski pemilu usai.
"Mengapa rakyat tidak istirahat urus politik dan fokus cari kehidupan? Karena yang diberi amanah lalai dan sibuk pencitraan. Rakyat harusnya berhenti berpolitik dan gesek-gesekan setelah pemilu dan nyoblos," kata Fahri Hamzah, Jumat (3/9/2021).
"Tapi kenapa terus terjadi sampai rakyat enggak bisa hidup tenang? Karena sistem perwakilan absen, kongresional yang tak dimengerti oleh parpol yang sudah duduk dapat fasilitas, gaji, dan sekaligus kekebalan," kata Fahri menambahkan.
Baca juga: Beda Sikap Parpol Koalisi Non-Parlemen Terkait Wacana Amandemen Terbatas
Wakil DPR RI Periode 2014-2019 itu mengajak rakyat tidak bertengkar usai Pemilu.
Dia meyakini politik seharusnya kembali normal setelah masa kampanye.
"Biar mereka, terutama yang menyebut diri partai 'Oposisi' yang bertengkar melawan eksekutif dan pendukungnya, bukan kita. Mereka enak berantem dapat duit, lah kita?" ucap Fahri.
Fahri meminta oposisi yang duduk di parlemen untuk bertarung dengan eksekutif.
"Kami rakyat sebenarnya pengen nonton saja sesekali, malam-malam atau pagi-pagi, sebuah panggung politik yang seru dan mencerdaskan, juga menyehatkan kehidupan dan perekonomian," tutur Fahri.
"Tapi sayang semua diam, menyebut diri oposisi tapi ngomel enggak karuan. Akhirnya kami dipaksa ikut pertengkaran," tutur Fahri.
Eks Elite PKS itu merasa khawatir adanya kongkalikong antara pemerintah dengan pihak oposisi sehingga menyebabkan sepinya ruang kritis oposisi.
"Jika kalian sepi kami cemas karena artinya ada persekongkolan. Kalian sekongkol rakyat tawuran. Sudahlah, masa ginian aja nggak paham. Dan jangan sekali-kali nyalahin kami yang kasih jabatan dan gaji kalian," tandasnya.