TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan taushiyah dalam menanggapi perkembangan situasi yang terjadi di Afghanistan lewat Taushiyah yang diteken Ketua Umum MUI KH MIftahul Akhyar dan Sekjen MUI Amirsyah Tambunan pada Selasa (7/9/2021).
Dalam tausiyah tersebut, MUI mengimbau kepada para pemimpin Afghanistan yang berkuasa saat ini, yakni Taliban untuk selalu mengedepankan musyawarah dan perdamaian.
Ini tertuang di poin pertama taushiyah MUI yang diterima Tribunnews pada Jumat (10/9/2021).
“Mengimbau kepada para pemimpin politik dan suku serta semua pihak di Afghanistan untuk mengedepankan musyawarah, perdamaian, persatuan, persaudaraan, tolong menolong, sehingga tercipta tatanan kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan yang lebih kuat, berdaulat, dan bermartabat di Afghanistan,” tulis pernyataan itu.
MUI juga membubuhi sejumlah dalil dari Al-quran untuk menguatkan pernyataannya.
Selain itu, MUI mendorong Taliban untuk mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik di Afghanistan.
Termasuk meneladani perilaku maupun sifat Nabi Muhammad SAW saat memulai membangun Madinah.
Baca juga: Proses Evakuasi WNI dari Afghanistan Rumit, Taliban Kawal dari KBRI Hingga Bandara Kabul
Pertama, merukunkan dan mendamaikan antara suku Aus dan Khazraj yang telah bertikai selama ratusan tahun. Dua suku ini kemudian dikenal dengan sebutan sahabat Anshor.
Kedua, mempersaudarakan dan mempersatukan antara sahabat Anshor dan Muhajirin.
Ketiga, menciptakan persatuan antar suku, kelompok, dan penganut agama untuk membangun dan membela negara Madinah sebagai negara yang heterogen, multi suku dan multi agama.
MUI juga mengapresiasi kebijakan dan langkah yang diambil oleh Pemerintah dan semua elemen masyarakat Indonesia, sebagai wujud pelaksanaan amanat konstitusi khususnya Pembukaan UUD 1945.
MUI turut mengimbau kepada semua pemimpin negara-negara di dunia dan masyarakat internasional untuk tidak melakukan intervensi terhadap proses politik internal di Afghanistan.
“Mengimbau kepada semua pemimpin politik, suku dan elemen masyarakat Afghanistan untuk melakukan proses politik secara damai sehingga terbentuk pemerintahan yang berdaulat,” tulisnya.