News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Varian Mu, Legislator PKS : Jangan Ragu Tutup Akses Masuk dan Berikan Booster Kelompok Rentan

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Netty Prasetiyani Aher

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mendukung langkah pemerintah  memperketat akses masuk bagi WNA dari sejumlah negara untuk mencegah masuknya Varian Of Interest (VOI) seperti MU dan lain sebagainya.

“Jika diperlukan, pemerintah jangan ragu  menutup akses masuk sementara. Keselamatan rakyat yang terancam karena masuknya varian baru harus diutamakan dari kepentingan apapun," kata Netty, dalam keterangannya, Senin (13/9/2021).

Menurut Centers for Control Disease and Prevention (CDC), varian virus yang masuk kategori ini menyebabkan peningkatan klaster kasus Covid-19. 

Baca juga: Menkes Sebut Tiga Provinsi Ini Masih Jadi Daerah Tertinggi Penyebaran Covid-19

Saat ini varian MU sendiri sudah ditemukan di 46 negara termasuk di negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang dan Hongkong. 

Terkini, varian MU ini masih dalam pantauan  dan diduga akan menimbulkan reaksi yang lebih parah pada pasien yang terinfeksi ketimbang virus Corona lainnya.

“Saat ini varian MU memang belum terdeteksi di Indonesia,  tapi tidak ada jaminan keadaan akan terus aman. Apalagi varian ini dapat  menyebabkan reaksi yang lebih parah. Pemerintah harus lebih ketat  dalam skrining, karantina dan monitoring  terhadap WNA maupun WNI dari luar negeri. Jangan sampai terjadi imported case  sebagaimana pada kasus  varian delta, yang memicu lonjakan kasus," katanya.

Baca juga: Menkes: Virus Covid-19 Varian Mu Sudah Muncul di 49 Negara

Selain itu, kata Wakil Ketua Fraksi PKS ini,  pemerintah harus meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing, yaitu pemeriksaan sampel virus guna  mengetahui kode genetik varian dan  mutasinya.

"Saat ini genome sequencing kita baru di angka 5.000 sampai 6.000. Sementara negara-negara lain, genome sequencing-nya sudah ada di angka  puluhan dan bahkan ratusan ribu pemeriksaan. Pemerintah harus segera meningkatkan pemeriksaan ini  agar dapat  memantau perkembangan  varian yang ada," ungkapnya.

Baca juga: Dinas Kesehatan DKI Tegaskan Tidak Ada Keluarga Pejabat dan Aparat yang Dapat Vaksin Booster

Netty juga mengusulkan agar pemerintah membuka opsi vaksin booster kepada kelompok masyarakat rentan, terutama  lansia yang memiliki penyakit penyerta.

Menurut Netty opsi ini lebih cocok dipilih daripada membuka opsi vaksin booster berbayar sebagaimana pernyataan pemerintah beberapa waktu sebelumnya.

“Ini penting, mengingat ada dugaan  varian MU ini mampu menurunkan efikasi vaksin. Kelompok rentan seperti lansia berpotensi  terpapar kembali. Oleh karena itu perlu  diberikan vaksin booster  seperti yang diterima oleh nakes," tandasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini