"Itu dikategorikan sarana umum karena pinggir jalan persis itu kan. Dan dilihat oleh umum," ujarya.
Dia juga menyebut, tulisan mural tersebut dinilai provokatif.
"Nadanya kalau kami mengartikannya dapat dikatakan kritis. Cuma kan multi tafsir. Kalau kami mengartikan provokasi juga, menghasut lah. Sekarang kalau misalnya bahasanya Dipaksa Sehat di Negara Sakit, apakah memang negara kita sakit? kan jadi pertanyaan juga," imbuhnya.
Pemilik Rumah Kosong dan Pembuat Mural Dicari
Bakti menyebut, sampai saat ini Satpol PP Kabupaten Pasuruan masih mencari pemilik rumah kosong yang temboknya digambari mural tersebut.
Selain itu mereka juga mencari pembuat mural tersebut untuk melakukan klarifikasi.
"Sebenarnya saya ingin klarifikasi juga kepada pemural dan kepada pemilik rumah. Itu ceritanya bagaimana kok sampai ada mural seperti itu," pungkasnya
3. Mural Dipenjara Karena Lapar
Mural yang menarik perhatian kembali ditemukan di Kota Tangerang.
Setelah mural Jokowi 404:Not Found yang membuat gempar.
Kali ini bertuliskan 'DIPENJARA KARNA LAPAR' dengan huruf cukup besar.
Lokasi mural tepatnya berada di Jl. Gatot Subroto, kolong Fly Over Taman Cibodas, arah menuju Jatiuwung, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.
Menurut keterangan pedagang yang berjualan di dekat lokasi mural tersebut berada, mural dibuat pada Kamis, 19 Agustus 2021 malam.
Masih menurut pedagang tersebut, mulanya ia melihat beberapa pemuda berada di lokasi sambil menggambar sesuatu di tembok.
Pedagang itu mengira gambar yang akan dibuat adalah tokoh pahlawan atau hal lain yang berhubungan dengan kemerdekaan.
"Kemarin malem itu, yang saya lihat ada beberapa orang disana yang sedang menggambar memang. Awalnya saya kira mereka gambar tokoh pahlawan, karena yang dibawa cat warna merah sama putih," ujar pedagang yang enggan menyebutkan namanya itu saat ditemui Wartakotalive.com, Jumat (20/8/2021) malam.
"Habis itu saya enggak tau lagi, kayanya tadi baru dihapus, saya tidak perhatiin soalnya itu gambar apa dan kenapa dihapus," sambungnya.
Menurut beberapa sumber Wartakotalive.com, mural tersebut dihapus oleh beberapa petugas pada pukul 19.00 WIB.
Melalui pantauan Wartakotalive.com pukul 22.00 WIB, mural tersebut sudah dihapus dengan ditiban cat berwarna putih.
Meski sudah dihapus, namun masih terlihat samar-samar tulisan mural tersebut, jika dilihat dari kejauhan.
Kemudian, kondisi jalan yang tepat berada di lokasi mural itu, terlihat bercak atau tetesan cat berwarna merah dan putih yang tercecer cukup banyak, hampir setengah badan jalan.
Selain itu juga terlihat sebuah kaleng cat semprot berwarna hitam, dengan kondisi tutup botol bertuliskan kode jenis warna abu-abu, yakni 104 Grey.
Lalu, sebuah ember cat berukuran kecil warna putih juga terlihat di trotoar di seberang tulisan itu, yang terletak di pinggir jalan lengkap dengan kuasnya.
Kondisi cat didalam ember tersebut sudah habis, namun jika dilihat masih ada sedikit cat yang tersisa di dalamnya.
Hingga saat ini, belum diketahui siapa penggambar mural tersebut dan penyebab mural bertuliskan 'DIPENJARA KARNA LAPAR' itu dihapus
4. Mural Tuhan Mau Kami Gambar!!!
Kemunculan mural kembali menuai sorotan.
Mural bertuliskan "Tuhan Mau Kami Gambar!!!" muncul di Jalan Prof Dr Satrio, Kelurahan Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Mural itu digambar dengan huruf kapital di Barrier beton kawasan tersebut.
Setidaknya ada empat barrier beton yang di satu sudutnya terdapat mural bertuliskan "Tuhan Mau Kami Gambar!!!".
Seorang pengendara motor bernama Ari mengaku melihat mural tersebut pada Senin (23/8/2021) sekira pukul 07.30 WIB.
Ia berharap petugas terkait segera menghapus mural tersebut karena dinilai tak pantas dilihat.
"Soalnya tulisan muralnya kayak gitu, ada tulisan Tuhan. Kayak nggak pantas saja gitu," kata Ari saat dikonfirmasi, Senin (24/8/2021) malam.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Lurah Karet Kuningan Achmad Yani mengaku telah menginstruksikan petugas PPSU untuk menghapus mural tersebut.
Ia mengatakan, mural itu dihapus lantaran digambar tidak pada tempatnya.
"Sudah saya tindaklanjuti. PPSU saya perintahkan untuk langsung dibersihkan karena tulisan tersebut bukan pada tempatnya," ujar Achmad Yani.