News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menteri PPPA: Pandemi Menambah Pelik Upaya Penurunan Angka Stunting

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengatakan stunting masih menjadi permasalahan serius yang mengancam anak Indonesia.

Pandemi covid-19 menambah peliknya upaya penurunan angka stunting pada anak di tanah air.

Hal ini ditegaskan Menteri Bintang di Rapat Koordinasi Kemen PPPA bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kamis (16/9/2021).

“Kita memasuki era destrupsi dan sedang mengalami pandemi Covid-19, hal ini menambah peliknya upaya kita bersama dalam mencapai target penurunan angka stunting menjadi 14% pada 2024,” ujarnya.

Baca juga: Muhadjir Effendy Ungkap Dampak Pandemi Covid-19 Bagi Penderita TB, HIV, Hingga Stunting

Menteri Bintang menjelaskan isu stunting berkaitan erat dengan permasalahan PPPA lainnya yang juga menjadi isu prioritas Kemen PPPA.

Di antaranya seperti ketimpangan atau ketidaksetaraan gender, dukungan pengasuhan, kemiskinan perempuan, perkawinan anak, dan kekerasan terhadap perempuan.

Isu stunting juga berkaitan erat dengan persoalan kemiskinan pada perempuan, khususnya bagi ibu hamil dan menyusui.

Lingkungan tidak sehat, sanitasi buruk, serta sulitnya akses pada makanan bergizi berpengaruh kepada kualitas hidup anak sebagai generasi penerus bangsa.

Perkawinan anak juga turut meningkatkan angka stunting.

Baca juga: 430 Ribu dari 1,6 Juta Bayi yang Lahir Alami Stunting

Hal ini disebabkan karena bayi yang dilahirkan ibu dengan usia di bawah 20 tahun berisiko lebih besar mengalami kondisi lahir prematur dengan berat badan rendah,

Bintang berujar adanya anggapan peran perempuan hanya sebatas di ranah domestik, membuat berbagai sektor publik tidak ramah perempuan.

Padahal, hal ini berpengaruh pada pembangunan dalam keluarga untuk melawan stunting.

“Untuk itu, pembangunan yang sensitif gender di segala sektor harus tercapai, dimulai dari pendidikan, kesempatan kerja, hingga di dalam keluarga,” lanjutnya.

Selain berbagai persoalan di atas, kekerasan baik fisik maupun seksual terhadap perempuan, khususnya pada ibu hamil dan menyusui sangat berkaitan dengan stunting.

Baca juga: Peran Bidan Harus Dimaksimalkan Untuk Cegah Stunting di Indonesia

Menteri Bintang berujar pengasuhan anak yang baik merupakan kunci utama mencegah stunting, serta pentingnya peran ayah untuk mendukung kesetaraan gender dalam pengasuhan anak.

Dia juga menambahkan Kemen PPPA dan BKKBN memiliki tugas, mandat, dan fungsi yang sangat berdekatan dan berkaitan erat untuk menangani masalah ini.

“Sudah sepantasnya kerjasama dan sinergitas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dengan Program PPPA dalam upaya percepatan penurunan stunting dan penyelesaian 5 isu prioritas PPPA dapat diperkuat bersama,” ujar Menteri Bintang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini