Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menanggapi pernyataan Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Dudung Abdurrachman yang menyatakan semua agama benar di mata Tuhan.
Diketahui, pernyataan tersebut menuai pro dan kontra di publik, bahkan Majelis Ulama Indonesia pun ikut mengomentari.
Menurut Hasanuddin, pernyataan Pangkostrad merupakan bentuk toleransi kehidupan berbangsa dan bernegara terutama di lingkungan TNI.
"Pernyataan Pangkostrad ini disampaikan saat memberikan arahan internal kepada para prajurit di Batalyon Zeni Tempur 9/Kostrad, Bandung. Di lingkungan TNI sejak saya masuk menjadi Taruna Akademi Militer, selalu ditanamkan tentang persatuan, jiwa korsa, kohesi dan loyalitas antara sesama teman dan sebagainya," kata Hasanuddin dalam keterangannya, Minggu (19/9/2021)
Legislator PDIP itu memaparkan dalam kehidupan sehari-hari di asrama militer pun ditekankan untuk wajib saling menghormati antar pemeluk agama.
"Di asrama militer juga terjadi proses sosial saling menghormati satu sama lain, misalnya saat akan melakukan ibadah ya semua berikan kesempatan," tuturnya.
Ia menambahkan, saat mendapat tugas ke medan tempur juga para prajurit selalu memegang teguh toleransi antarumat beragama.
Baca juga: Kontroversi Pernyataan Pangkostrad, Ahmad Basarah: Konteksnya Toleransi Kebangsaan
"Saat melakukan ibadah di medan pertempuran prajurit juga wajib saling melindungi. Semisal prajurit muslim melaksanakan salat, prajurit nonmuslim melindunginya dari musuh, begitu juga sebaliknya. Toleransi beragama di lingkungan TNI memang sangat kental dan itu terus terbina," tegasnya.
Mayor Jenderal Purnawirawan TNI AD itu menekankan agama memang menjadi pegangan bagi setiap orang tak terkecuali prajurit dalam menjalani kehidupan sehari- hari.
Namun, dia juga sepakat agar tak kelewat fanatik dan terlalu berlebihan terhadap agamanya dan merasa paling benar.
"Yakini agama yang kita anut itu adalah agama yang terbenar tapi cukup ditanamkan dalam hati masing-masing saja sebagai pegangan agar selalu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari."
"Jangan terlalu over acting sehingga akhirnya timbul rasa anti bahkan menimbulkan kebencian terhadap pemeluk agama yang berbeda. Dan harus diketahui bahwa toleransi beragama ini sudah ditanamkan di semua lembaga pendidikan militer sejak TNI ini dibentuk tahun 1945," paparnya.
Hasanuddin juga berharap agar institusi TNI jangan terintervensi terlalu jauh oleh pemikiran-pemikiran yang tidak pada tempatnya sehingga dapat merusak jiwa korsa dan persaudaraan di antara prajurit TNI.
"Yang terpenting TNI harus solid dengan semangat Pancasila. Pedomani agama masing-masing, tetapi tetap menghormati keanekaragaman," tandasnya.
Sebelumnya, Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman melaksanakan kunjungan kerja ke Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) 9/Lang-Lang Bhuana Kostrad di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin (13/9/2021).
Salah satu pesannya kepada prajurit TNI, Dudung meminta mereka menghindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama.
"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan," ujar Dudung.