Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebahagiaan tergambar dari para siswa SD Santo Fransiskus III Kayu Putih, Jakarta Timur saat menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Para siswa tampak bernyanyi sambil menari bersama sang guru dengan diiringi lagu anak-anak.
Mereka mengaku bahagia dapat kembali ke sekolah untuk menjalankan PTM terbatas.
Sudah hampir satu setengah tahun, para siswa harus menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Senang sekali bisa bertemu dengan teman-teman, sambil belajar sama-sama lagi," ujar seorang siswa SD Santo Fransiskus III.
PTM terbatas di SD Santo Fransiskus III Kayu Putih telah dilaksanakan sejak 30 Agustus lalu.
Proses PTM terbatas di SD Santo Fransiskus III Kayu Putih berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Baca juga: PTM Baru Dilakukan di 40 Persen Daerah dengan Level PPKM 1-3
Pihak sekolah menyediakan beberapa wastafel di berbagai tempat. Hal ini memudahkan para siswa untuk mencuci tangan.
Siswa serta pengunjung yang masuk sekolah diperiksa suhunya menggunakan thermo gun terlebih dahulu.
Di dalam kelas pun hanya sebanyak 20 siswa yang menjalani pembelajaran. Para siswa juga mengenakan masker double demi menghindari penyebaran virus corona.
Sementara sisanya masih mengikuti PJJ.
Baca juga: Guru Positif Covid-19, PTM di SDN Sananwetan 3 Kota Blitar Dihentikan
Pihak sekolah juga menyediakan layar dan proyektor untuk menampilkan siswa yang mengikuti PJJ.
Orang tua murid mengaku senang dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh pihak sekolah.
Ratih, satu orang tua murid, mengaku mengizinkan anaknya mengikuti PTM Terbatas karena protokol kesehatan yang sangat baik di sekolah ini.b
"Saya mengizinkan karena protokol kesehatan di sekokah sangat baik jadi saya mengizinkan dan anak saya semangat banget ketemu teman-teman dan bapak ibu gurunya," ucap Ratih.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Tinjau PTM dan Vaksinasi di Banten
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Santo Fransiskus III Suster Hedwigis mengatakan sekolah mempersiapkan sarana dan prasarana untuk PTM Terbatas dengan mengikuti panduan yang terdapat pada SKB 4 Menteri.
Dirinya berterima kasih kepada Kemendikbudristek atas dukungan yang diberikan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Alokasi dana BOS, menurutnya, sangat membantu penyediaan sarana dan prasarana untuk PTM Terbatas.
"Kami memulai PTM terbatas tanggal 30 Agustus, berkat dukungan luar biasa dari para guru sarana dan prasarana untuk PTM terbatas bisa kami siapkan. Kami mengalokasikan dana BOS untuk mendukung pelaksanaan PTM terbatas ini," kata Suster Hedwigis.
Sejumlah daerah di Indonesia telah menggelar PTM Terbatas untuk sekolah di beberapa jenjang.
Kemendikbudristek terus mendukung terlaksananya PTM Terbatas yang aman di tengah pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.