Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris BSKAP Kemendikbudristek Suhadi mengatakan Indonesia dan negara di kawasan Asia Pasifik memiliki komitmen meningkatkan kualitas pendidikan.
Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan program Merdeka Belajar yang digagas Kemendikbudristek.
“Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya melalui kerja sama dan kolaborasi di kawasan,” kata Suhadi melalui keterangan tertulis, Senin (20/9/2021).
Baca juga: Ini Strategi Pemerintah Bidang Investasi Hadapi Potensi Pandemi Berubah Jadi Endemi
Langkah tersebut dilakukan melalui pelatihan ALCoB ICT Volunteer (AIV) 2021 kepada 50 orang guru dan kepala sekolah dari penjuru Indonesia.
Suhadi mengatakan pelatihan ini sangat penting dalam membantu upaya peningkatan kompetensi dalam bidang TIK, berbagi praktik baik, dan memperluas jejaring guru dan kepala sekolah di wilayah Asia-Pasifik.
"Pelatihan ini menjadi salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan digital lintas regional Asia-Pasifik," ucap Suhadi.
Baca juga: Jokowi Diminta Angkat Guru Honorer Jadi PPPK Berdasarkan Masa Pengabdiannya
BKSAP Kemendikbudristek sebagai koordinator Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Human Resources Development Working Group (HRDWG) Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan Korea Selatan, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Institute of APEC Collaborative Education.
AIV merupakan program pelatihan tahunan bertajuk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Budaya, dan lingkungan pendidikan untuk para guru dan kepala sekolah di kawasan Asia-Pasifik dengan dukungan dari APEC.
Baca juga: Indonesia Masuk Daftar Negara Terbaik Tangani Covid-19 di Dunia, Begini Tanggapan Epidemiologi
Pada sesi tahun ini, BSKAP Kemendikbudristek telah menyeleksi 50 orang guru dan kepala sekolah dari hampir seluruh provinsi di Indonesia dan sekolah Indonesia luar negeri.
Sebanyak 26 peserta perempuan dan 24 peserta laki-laki, dari satuan pendidikan jenjang PAUD hingga pendidikan menengah, sekolah, dan madrasah.
Para peserta mendapatkan kesempatan untuk berbagi praktik baik dengan sesama peserta dari Indonesia dan juga lebih dari 150 orang pendidik dari Korea Selatan, Thailand, Filipina, dan Malaysia.
Peserta juga mendapatkan bahan pelatihan yang dirakit sebagai media pembelajaran yang dapat diaplikasikan di kelas.