News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pidato Sidang Umum PBB, Jokowi Singgung Marginalisasi Perempuan di Afghanistan hingga Krisis Myanmar

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pidato sidang umum PBB, Presiden Jokowi singgung soal marginalisasi perempuan di Afghanistan hingga krisis politik di Myanmar, Kamis (23/9/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidatonya dalam Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara virtual, Kamis (23/9/2021) pagi.

Dalam pidatonya, Jokowi menyinggung perihal marginalisasi perempuan yang terjadi di Afghanistan.

Tak hanya itu, ia juga membicarakan soal krisis politik di Myanmar.

"Potensi praktik kekerasan dan marjinalisasi perempuan di Afghanistan, kemerdekaan Palestina yang semakin jauh dari harapan."

"Serta krisis politik di Myanmar harus menjadi agenda kita bersama," kata Jokowi, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: Pidato Sidang Umum PBB, Jokowi Singgung Politisasi dan Diskriminasi Vaksin Covid-19

Untuk itu, ia meminta seluruh negara di dunia untuk bersama-bersama melawan intoleransi, konflik, terorisme hingga perang.

Sehingga diharapkan perdamaian dan rasa menghargai kelompok minoritas dapat terwujud.

"Kita harus tetap serius melawan intoleransi, konflik, terorisme, dan perang."

"Perdamaian dalam keberagaman, jaminan hak perempuan dan kelompok minoritas harus kita tegakkan," ujar dia.

Pidato sidang umum PBB, Presiden Jokowi singgung soal marginalisasi perempuan di Afghanistan hingga krisis politik di Myanmar, Kamis (23/9/2021).

Baca juga: Jokowi Singgung Politisasi dan Diskriminasi Vaksin dalam Pidato Sidang Umum PBB

Jokowi pun menjelaskan peran Indonesia berkontribusi dalam rangkan menciptakan perdamaian dunia.

Seperti, bulan April lalu, sejumlah pemimpin ASEAN mengadakan pertemuan di Indonesia untuk membahas masalah politik yang dihadapi Myanmar.

Dari pertemuan tersebut pun menghasilkan lima butir konsensus.

Baca juga: Jokowi Sepakat Pemilu 2024 Digelar Bulan April

Di mana, lima konsensus itu, kata Jokowi, perlu komitmen militer Myanmar sendiri.

Menurut Jokowi, perdamaian dunia bisa dicapai dengan langkah dan tindakan yang nyata.

"Harapan besar masyarakat dunia tersebut harus kita jawab dengan langkah nyata, dengan hasil yang jelas."

"Itulah kewajiban yang ada di pundak kita, yang ditunggu masyarakat dunia. Itulah kewajiban kita untuk memberikan harapan masa depan dunia," kata Jokowi.

(Tribunnews.com/Shella Latifa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini