News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dirjen Dukcapil: Jangan Foto Selfie Dengan Dokumen Kependudukan Lalu di Upload di Sosmed

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh kembali menerjunkan 4 tim Dukcapil Kemendagri tanggap bencana. Tim tersebut bertugas mengganti dokumen kependudukan yang hilang atau rusak bagi warga terdampak bencana banjir di Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kota Pekalongan dan Kabupaten Nganjuk. TRIBUNNEWS.COM/IST

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Zudan Arif Fakrulloh mengingatkan masyarakat untuk menjaga data pribadi.

Ia berujar di era satu data kependudukan ini yang harus dijaga adalah perlindungan rahasia data pribadi.

Menurutnya masyarakat berperan penting agar data pribadi tidak beredar di mana-mana.

“KTP-el, KK NIK, nomor handphone, rekening bank, banyak sekali di mesin pencarian Google,” kata Zudan dalam keterangannya, Minggu (27/9/2021).

Menurutnya banyak data pribadi yang beredar di mesin pencarian ini karena masyarakat sering mengunggah data pribadi mereka lewat WA, Line, IG, FB atau Telegram.

Ia meminta masyarakat untuk berhati-hati mengunggah data pribadi di sosial media.

“Maka kurangi itu, yang di-upload cukup nama dan NIK saja. Jangan foto selfie dengan dokumen kependudukan kita," katanya mengingatkan.

Baca juga: Dirjen Dukcapil Beberkan Problem Penyebab Data Penduduk Belum Sempurna Seperti di Negara Maju

Zudan mengatakan dengan integrasi data Dukcapil ke semua lini pelayanan publik, tata kelola negara akan semakin mudah dikendalikan, dan dibangun transparansinya.

Di dunia bisnis keuangan dan perbankan kini dikenal e-KYC (know your customer).

Sebelumnya proses KYC dilakukan secara manual. Prinsip KYC adalah mengenal nasabah atau calon nasabah.

"Awalnya KYC, nasabah harus menyerahkan KTP-el secara manual dengan tatap muka langsung. Perkembangan selanjutnya, KTP-el bisa dibaca dengan card reader, tetapi ini ada banyak kendala dalam masa pandemi Covid-19. Tujuannya sih tetap sama memastikan nasabahnya benar, mencegah data ganda, mencegah fraud, dan mendorong semua orang berperilaku baik," papar Dirjen Dukcapil.

Setiap orang harus berperilaku baik, karena semuanya terkoneksi dan makin transparan. Nomor handphone, NPWP, semuanya masuk dalam bigdata kependudukan Dukcapil.

Dengan e-KYC orang tidak perlu datang ke bank.

Cukup verifikasi wajah atau sidik jari dan irish mata berbasis NIK. Ketik NIK-nya verifikasi dengan foto wajah atau dan sidik jari.

"Indonesia sudah mampu seperti itu. BUMN yang mengakses data biometrik Dukcapil untuk e-KYC ini sudah beberapa, yaitu Pegadaian diikuti Bank Mandiri dan Bank BNI mulai jalan. Bank BCA juga mulai jalan sistemnya seperti itu. Berbagai K/L lain bisa mengembangkan seperti ini," kata Dirjen Zudan.

Revolusi cetak dokumen kependudukan dengan kertas putih ternyata menghemat miliaran dana APBN.

Selama 2 tahun terakhir Dukcapil berhasil menghemat Rp900 miliar.

Dengan cara ini Dukcapil bertransformasi seperti perbankan, mendorong pelayanan lebih cepat, bisa 24 jam sehari karena sudah ada ADM, yaitu mesin ATM-nya Dukcapil.

Pemohon bisa mencetak dokumen dari Anjungan Dukcapil Mandiri.

Saat ini sebanyak 210 mesin ADM beroperasi di seluruh Indonesia.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini